Kabar

Tukang Ojek Keluhkan Penghentian Sementara KRL di Stasiun Rangkasbitung

LEBAK, biem.co — Para tukang ojek yang biasa mangkal di sekitar Stasiun Rangkasbitung mengeluhkan penghentian sementara layanan Kereta Rel Listrik (KRL) dan juga kereta lokal jurusan Rangkasbitung-Merak yang dilakukan sejak tanggal 6-17 Mei 2021.

Mereka mengeluh mata pencahariannya sebagai tukang ojek terhenti karena kebijakan penghentian sementara layanan kereta tersebut. Biasanya stasiun yang selalu ramai dengan penumpang yang memerlukan jasa ojek saat ini menjadi sepi.

Saeful, salah satu ojek yang biasa mangkal di stasiun mengatakan, dengan adanya kebijakan tersebut dirinya bersama rekan ojek lainnya sepi akan penumpang.

“Biasanya alhamdulilah selalu ramai penumpang, apalagi menjelang Lebaran seperti ini, tapi saat ini mah sepi banget karena tidak ada penumpang yang turun di Stasiun Rangkasbitung,” kata Saeful ketika diwawancara biem.co, Jumat (7/5/2021).

Saeful mengaku dengan tidak beroperasinya kereta api di Stasiun Rangkasbitung, ia dan rekan-rekan ojek lainnya terpaksa harus mengakali penumpangnya dengan cara menawarkan jasa ojek kepada penumpang yang tidak mengetahui informasi penghentian operasional KRL di Stasiun Rangkasbitung, dari Stasiun Rangkasbitung ke Stasiun Tigaraksa, Tangerang.

“Karena masih banyak warga yang tidak tahu akan kebijakan tersebut, maka kita tawari untuk jasa ojek ke Stasiun Tigaraksa. Biayanya kita kenakan antara Rp70 ribu hingga Rp90 ribu per penumpang,” ucapnya.

Ia mengaku bingung karena adanya kebijakan penghentian operasional KRL itu dirinya hanya sedikit mendapatkan penghasilan dari usaha ojeknya.

“Kita hanya bisa pasrah, mau gimana lagi. Paling kita hanya mengandalkan orderan dari pelanggan tetap saja. Kalau langganan mau dijemput, ya kita langsung jemput di Stasiun Tigaraksa,” ujarnya.

Saeful berharap agar pemerintah bisa mengevaluasi kebijakan penghentian operasional KRL dan kereta api lokal ini.

“Mudah-mudahan stasiun kembali dibuka, dan semuanya bisa kembali normal. Karena kita sebagai tukang ojek yang paling terdampak dari kebijakan tersebut. Biasanya kita bisa mengangkut 9 sampai 10 penumpang per hari, kalau sekarang bisa narik penumpang dua atau tiga penumpang saja sudah bersyukur,” harapnya.

Sementara itu, Arifin, calon penumpang KRL asal Pandeglang mengaku dirinya tidak mengetahui akan informasi penghentian layanan KRL di Stasiun Rangkasbitung. Padahal, dirinya yang merupakan seorang pelajar ini hendak pulang ke rumah orang tuanya yang berada di Sudimara.

“Saya sama sekali tidak tahu informasinya. Mau enggak mau ya naik ojek ke Stasiun Tigaraksa, terus naik kereta lagi agar bisa sampai ke rumah,” pungkasnya. (sd)

Editor: Yulia

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button