LEBAK, biem.co — Tumpukan uang baru berbagai pecahan ditata rapi di pinggir jalan. Uang-uang kertas tersebut diletakkan di sebuah meja sehingga menarik perhatian siapa saja yang lewat.
Ugi, mahasiswa di salah satu universitas di Jakarta asal Rangkasbitung ini membuka lapak jasa penukaran uang baru di depan Masjid Agung Al-A’raaf Rangkasbitung. Ia mengatakan jika dirinya membuka jasa penukaran uang baru tersebut baru pertama kali ia lakukan setelah menjadi mahasiswa.
“Usaha jasa penukaran uang baru ini dimotivasi oleh kakak. Kebetulan kakak saya punya bos yang mau membantu untuk modalnya,”kata Ugi, saat diwawancara di area lapaknya, Selasa (4/5/2021).
Ia menjelaskan bahwa usaha ini hanya untuk mengisi waktu yang kosong, di mana saat ini kampus tempatnya menempuh pendidikan telah libur.
“Uang baru yang kita siapkan mulai dari pecahan Rp2 ribu, Rp5 ribu, Rp10 ribu, serta Rp20 ribu,” ujarnya.
Setiap penukaran uang baru, lanjut Ugi, dirinya hanya melayani jasa penukaran uang minimalnya sebesar Rp100 ribu.
“Dari setiap penukaran uang baru dengan nilai Rp100 ribu kita kenakan jasanya sebesar Rp10 ribu, jadi kita punya untungnya Rp10 ribu. Hal ini mengikuti seperti jasa-jasa penukaran uang yang berada di daerah Monas,” ucapnya.
Ugi mengaku, usaha jasa penukaran uang baru yang ia lakoni ini baru dimulainya pada Minggu kemarin, dan rencananya akan buka setiap hari hingga H-1 Lebaran Idul Fitri.
“Saya buka baru dua hari, dan alhamdulilah sudah ada warga yang menukar uang baru. Dan mudah-mudahan nanti tambah ramai warga yang menukarkan uang, memang untuk saat ini belum banyak diketahui orang,” tuturnya.
Sementara itu, Saeful warga Rangkasbitung menyambut baik dengan adanya jasa penukaran uang baru.
“Kalaupun memang kita harus membayar jasanya sebesar Rp10 ribu ya tidak apa-apa, daripada kita tukarkan ke bank yang harus mengantre, lebih baik di sini lebih cepat,” katanya. (sd)