JAKARTA, biem.co — DPP Partai Demokrat menerima silaturahmi dari jajaran pengurus PKS di Kantor DPP Partai Demokrat, Wisma Proklamasi 41, Jakarta Pusat, Kamis (22/4/2021) sore.
Agenda silaturahmi diawali dengan pertemuan tertutup selama lebih kurang 1,5 jam atau sekitar 90 menit, yang kemudian dilanjutkan dengan buka puasa bersama dan salat Magrib berjemaah.
Ketum Demokrat, Agus Harmurti Yudhoyono (AHY) memaparkan, ada tiga substansi utama yang dibicarakan dalam pertemuan Partai Demokrat dan PKS. Selain soal penanganan Covid-19 di Indonesia, pertemuan tersebut juga membahas beberapa persoalan seperti resesi ekonomi dan masa depan demokrasi di Indonesia.
“Tekanan atau resesi ekonomi yang menjadi dampak utama dari Covid-19 ini, yang juga harus kita sikapi secara bersama-sama, termasuk dampak langsung terhadap ekonomi rakyat. Banyak masyarakat kita yang harus kehilangan pekerjaan, penghasilan, dan akhirnya menambah jumlah kemiskinan dan ketimpangan di negeri ini. Kita sepakat bahwa dua isu utama (penanganan Covid-19 dan resesi ekonomi) hari ini, harus menjadi perhatian, terutama dari PKS maupun Partai Demokrat. Dengan demikian, kami juga sepakat bahwa dalam segala diskusi berikutnya, kita bisa mengembangkan solusi-solusi terbaik,” kata AHY.
Kendati kedua partai ini tidak berada dalam pemerintahan nasional, lanjut AHY, PKS dan Demokrat tetap memiliki suara di parlemen.
“Kami juga memiliki cukup banyak kepala daerah di berbagai wilayah, yang bisa kami titipkan pesan-pesan dan bahkan instruksi yang baik untuk bisa dijalankan oleh seluruh kader di daerah,” ujarnya.
Sementara terkait masa depan demokrasi di Indonesia, AHY menganggapnya sebagai sebuah tantangan agar demokrasi di Indonesia bisa ditegakkan.
“Kita tahu, sejumlah lembaga internasional memotret demokrasi di Indonesia ini penuh dengan tantangannya tersendiri. Ada yang mengatakan kita saat ini berada di titik yang tidak baik. Bahkan dalam 14 tahun terakhir ini, demokrasi di Indonesia dianggap di angka yang paling bawah, dan ini semua menjadi tantangan buat kita. Mudah-mudahan suasana pandemi Covid-19 ini tidak kemudian serta-merta menutup ruang demokrasi yang sehat, dan kita berharap justru demokrasi bisa kita tegakkan karena ini juga menjadi pilar utama bagi keberlangsungan dan masa depan bangsa kita,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, selain yang sudah diungkapkan AHY, Presiden PKS Ahmad Syaikhu juga secara lantang mengungkapkan soal perlunya penegakkan hukum yang berpihak pada kebenaran.
“Saya perlu menambahkan, tadi dalam diskusi, yaitu terkait dengan perlunya juga penegakkan hukum. Sehingga betul-betul hukum ini berpihak pada kebenaran dan keadilan, bukan berpihak kepada kekuasaan. Sehingga siapa pun yang melakukan pelanggaran hukum, itu tentu harus mendapatkan perlakuan yang adil, sehingga masyarakat akan melihat bahwa dalam proses penegakkan hukum adil,” tegasnya.
Pihaknya juga mengaku mengutuk keras terjadinya berbagai tindakan radikalisme, terorisme, separatisme, dan tindakan sejenisnya yang terjadi dalam beberapa waktu belakangan ini.
“Kiranya ini menjadi perhatian dari semua elemen anak bangsa Indonesia. Dan mudah-mudahan dengan seluruh komponen elemen anak bangsa ini bersatu, insya Allah berbagai tindak-tindak terorisme, radikalisme, separatisme, dan insya Allah akan bisa diredam dari bumi Indonesia yang kita cintai,” tutupnya. (rab)