Kabar

BPIP: Kekuatan Pemuda Kunci Revitalisasi Pancasila

SEMARANG, biem.co — Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Romo Antonius Benny Susetyo mengakui kekuatan anak muda menjadi kunci bagi pemasyarakatan dan revitalisasi nilai-nilai Pancasila.

Hal tersebut sebagai upaya untuk memutus mata rantai dan melawan tindakan intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

“Dalam melawan intoleransi, radikalisme dan terorisme, diperlukan kekuatan dari anak muda untuk menjadi pemutus rantai”, ucapnya dalam acara Pemasyarakatan dan Revitalisasi Nilai-Nilai Pancasila yang dilaksanakan di Aula Cendrawasih Provinsi Jawa Tengah. Senin (11/4/2021).

Ia juga mengajak peserta untuk selalu bergotong royong menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dalam berbangsa dan bernegara.

“Mari tunjukkan kepada dunia kita memiliki Pancasila, mari membangun kebersamaan dengan dasar Bhinneka Tunggal Ika,” serunya.

Dirinya juga menilai radikalisme mudah terpapar dan berkembang pesat kepada orang-orang yang merasa sendirian.

“Budaya kematian adalah budaya takut hidup dan menghadapi kenyataan dan kekecewaan serta kesepian. Dan mereka disasar dengan menggunakan dunia maya. Chatting, kontak personal, para agen meyakinkan mereka,” jelasnya.

Menurutnya pengamalan Pancasila harus berasal dari nilai ketuhanan, yang merupakan sumber dari nilai-nilai yang lain. Pengamalan ini pun tercermin dalam bagaimana orang bertindak dalam kehidupan sehari-hari.

“Orang yang bertuhan tidak menghancurkan karakter manusia. Menurut Hatta, orang bertuhan menyadari kedaulatan Tuhan diatas segala-galanya,” tegasnya.

Ia mengatakan, ideologi kematian sudah menjadi ancaman bersama, sehingga tidak boleh dibiarkan, terutama anak-anak muda yang sangat rentan menjadi sasaran tindakan-tindakan tidak beradab itu.

“Tugas Anda adalah menjadi pemutus kata, bukan penggiat kata. Anda mengoreksi, menjadi lebih aktif di sosmed untuk mengawasi paham radikalisme, dan memutuskannya,” tutupnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP, Adji Samekto menjelaskan tentang strategi membangun kesetiaan kepada Pancasila, menekankan kepada pengetahuan sejarah Pancasila sebagai titik awal. Revitalisasi Pancasila menurutnya harus dilakukan di berbagai bidang, termasuk bidang hukum dan budaya.

“Dalam bidang budaya pun, Adji menekankan bahwa pendidikan atas nilai-nilai Pancasila sangat penting. Pancasila selama ini dikenalkan sebagai ilmu pengetahuan, bukan dasar hidup. Ini yang perlu dibenahi,” jelasnya.

Dia mengajak para peserta mendukung kegiatan untuk merintangi tantangan pengamalan nilai-nilai Pancasila.

“Mari membangun kerja sama antar umat beragama secara konkrit, relasi antar umat beragama diperkuat dan Pancasila diutamakan bukan sebagai ilmu pengetahuan saja,” imbaunya.

Narasumber lainnya, Yos Johan Utama menjelaskan ancaman-ancaman yang pernah terjadi di Indonesia, serta menekankan tentang ancaman non-militer yang masih membayangi.

“Mari refleksi kepada diri masing-masing, dari sisi ekonomi, budaya, politik di Indonesia; apakah sekarang kita lebih memilih budaya dan barang-barang dari Indonesia atau dari luar negeri?”ujarnya.

“Mari benahi kualitas demokrasi, perbaiki sistem kepartaian, perbaiki sistem dan kestabilan pemerintahan, penegakan hukum diperbaiki, kemandirian ekonomi dan perdagangan serta kebudayaan diberlakukan, serta pembangunan negara yang merata,” tutupnya. (sd)

Editor: Yulia

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button