biem.co – Sobat biem, lifter andalan Indonesia Eko Yuli Irawan saat ini tengah bermasalah dengan Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI).
Hal itu lantaran sang juara dunia angkat besi itu menginginkan dilatih oleh eks pelatih Pelatnas Lukman. Awalnya PB PABSI sepakat akan keinginan Eko tersebut. Tetapi belakangan kesepakatan itu dibatalkan oleh PB PABSI secara sepihak.
Imbasnya, Eko enggan berlatih di Pelatnas Kwini dan berujung pada pemberian dua kali surat peringatan oleh PB PABSI.
Mengetahui hal itu, Komite Olahraga Indonesia (KOI) berupaya memediasi pihak-pihak terkait. Usai mendengar penjelasan dari PB PABSI dua pekan lalu, KOI kemudian memanggil Eko pada Senin (29/3/2021) kemarin.
Pertemuan itu dihadiri Sekretaris Jenderal KOI Ferry J Kono, Wakil Sekretaris Jenderal Wijaya M. Noeradi, serta Ketua Komisi Sport Development Jovinus Calvin Legawa, dan tiga anggota komite eksekutif Indra Gumulya, Teuku Arlan Perkasa, dan Rafiq Hakim.
Salah seorang anggota komite eksekutif, Rafiq Hakim dalam rilis resmi mengatakan, KOI akan mencari solusi terbaik agar Indonesia tidak dirugikan akibat miss komunikasi yang terjadi antara PB PABSI dengan Eko.
“Intinya persiapan atlet menuju Olimpiade adalah tentang Merah-Putih. Kami berusaha agar atlet yang sudah lolos kualifikasi Olimpiade tetap dipertahankan supaya bisa berkompetisi demi Indonesia,” katanya.
Rafiq menjelaskan, pihaknya akan berupaya agar ada kata sepakat antara kedua belah pihak agar Indonesia tidak dirugikan.
“Kami sudah bertemu dengan PABSI dan hari ini mendengar dari Eko. Dia sudah menerima SP kedua. Insya Allah, ada kesepakatan antara Eko dan PABSI sehingga Indonesia tidak dirugikan,” sambungnya.
For your information, Eko saat ini menempati peringkat dua kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 di kelas 61 kg putra.
Peraih medali perak Olimpiade Rio de Janeiro itu hanya berada di bawah lifter China Li Fabin yang menempati peringkat pertama ranking kualifikasi. (Eys)