Opini

Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Era Disrupsi Sebuah Potensi Sekaligus Tantangan

biem.co – Era disrupsi adalah sebuah peluang sekaligus tantangan terhadap praktek manajemen sumber daya manusia modern.

Peluangnya adalah dalam rangka meningkatkan kinerja pemimpin serta kesiapan pegawai sebagai sumber daya manusia menuju kinerja terbaik, meningkatkan sebuah organisasi/organisasi menjadi lebih efisien, efektif dan kompetitif. Termasuk menghadapi tantangan-tantangan di era global.

Sedangkan tantangan lainnya di dalam implementasi manajemen sumber daya manusia yang berbasis teknologi disebabkan sistem teknologi canggih membutuhkan biaya besar dan membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan menggunakan produk-produk teknologi modern.

Peralihan teknologi ini merupakan sebuah paradigma baru dalam manajemen sumber daya manusia kita. Sehingga prosesnya tidak semudah yang dibayangkan namun ada kesenjangan, terutama di sektor sumber daya manusia.

Selama ini praktek manajemen sumber daya manusia telah mengalami banyak perubahan sekaligus merubah dari manajemen sumber daya manusia tradisional menjadi yang berorientasi modern pada abad ke-21.

Di samping itu, peranan pemimpin organisasi pun secara langsung akan mengalami perubahan, bersama-sama dengan para pemimpin yang lainnya dalam sebuah organisasi, sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan dan laba organisasi, Namun dalam prakteknya terdapat beberapa masalah yang dihadapi oleh pemimpin di era modern dalam mengahadapi kesiapan sumber dara manusia, antara lain kendala pengetahuan dan teknologi.

Pada dasarnya peran manajemen sumber daya manusia dalam konteks abad ke-21 adalah lebih menekankan terhadap peranan sumber daya manusia – yaitu orang-orang yang terlibat dalam sebuah organisasi – sebagai salah satu sarana utama untuk menciptakan keunggulan kompetitif bagi organisasinya, karena “fakta sederhananya adalah bahwa, dalam sebuah organisasi, sumber daya manusia adalah salah satu sarana utama untuk menciptakan keunggulan kompetitif bagi organisasi, karena MSDM mempengaruhi kinerja”.

Sehingga dampaknya perspektif manajemen sumber daya manusia modern dan abad ke-21 berbeda dengan manajemen sumber daya manusia sebelumnya – seringkali disebut sebagai manajemen personalia – karena berbagai factor internal maupun eksternal.

Dalam praktek manajemen sumber daya manusia sebelumnya atau tradisional pegawai tidak dilibatkan dalam aktivitas bisnis organisasi. Secara garis besarnya praktek manajemen sumber daya manusia tradisional menempatkan manusia hanya sebagai “pegawai pendukung” sebuah organisasi: “Traditionally, HR has been viewed as the „employee advocate‟ in organizations who do not understand the business realities of the organizatios and do not contribute measurably to the strategic success of the business”(Mathis dan Jackson, 2005: 14).


Irawan, M.M.
Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Faletehan

Editor: admin

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button