Inspirasi

Tips Bangun Malam untuk Qiyamul Lail ala Imam Al-Ghazali

biem.co Sobat biem, qiyamul lail ialah terjaga pada malam hari untuk beribadah yang disarankan Rasulullah SAW. Entah karena memiliki keinginan yang sangat ingin dikabulkan, atau sekadar ‘mengadu’ kepada Sang Pencipta.

Waktu dini hari dipercaya sebagai waktu yang istimewa dapat dikabulkannya permintaan. Karena pada saat itu malaikat turun dan menemui manusia yang sedang beribadah.

Terdapat satu waktu salat yang diperintahkan untuk kita tidur dahulu, yaitu salat tahajud. Sedangkan qiyamul lail dapat dilaksanakan setelah pelaksanaan salat isya. Namun, pada realitanya tak semudah itu untuk bangun tengah malam dan melaksanakan ibadah.

Seperti dilansir dari NU Online,  menurut Al-Ghazali ada 8 hal yang harus dilakukan seseorang agar bisa bangun di malam hari untuk melaksanakan salat malam dan ibadah lainnya yang tertulis pada kitab karangannya, Ihya Ulumuddin.

Terbagi menjadi dua, yaitu empat tips secara lahiriyah (fisik) dan empat tips secara batiniyah (jiwa). Berikut 4 hal lahiriyah untuk terbangun di malam hari:

Pertama, menghindari konsumsi makanan yang berlebih. Menurut Al-Ghazali, orang yang banyak makan akan banyak pula minum dan juga tidurnya akan sangat lelap.

Kedua, mengurangi aktivitas di siang hari yang tak bermnafaat, karena dapat menimbulkan kelelahan. Ketika tubuh terasa lelah dan capek, maka akan dapat menambah waktu tidur.

Ketiga, laksanakan qailulah (tidur sebentar) di siang hari. Karena selain sunah, qailulah juga bisa membantu kita agar lebih mudah bangun untuk qiyamul lail sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadis riwayat Ibnu Majjah dari Ibnu Abbas Ra.

Keempat, mengurangi perbuatan yang dapat menimbulkan dosa di siang hari.

Al-Ghazali, mengutip pernyataan Hasan Bashri, dosa-dosa yang kita lakukan di siang hari akan menahan jiwa kita agar tidak terbangun di malam hari. Lalu, perbuatan dosa yang dilakukan pada siang hari menjadikan hati kita keras serta menjauhkan diri dari rahmat Allah SWT.

Adapun tips berdasarkan batiniyah sebagai berikut:

Pertama, menjauhkan diri dari sifat iri, dengki dan hasud terhadap orang Muslim yang lain, juga rasa terlalu cinta pada hal yang berbau duniawi. Sifat-sifat tersebut menjadikan kita susah dan berat untuk bangun malam. Karena jika dibiarkan maka pikiran tentang dunia akan terus menggelayuti hati kita bahkan ketika bangun malam dan mengerjakan shalat malam.

Kedua, menambah rasa takut (khauf) atas azab dan siksaan Allah dalam diri kita. Hal ini merupakan salah satu kiat ampuh agar kita selalu sadar diri dan meminta ampun kepada Allah, khususnya di waktu malam.

Ketiga, menambah pengetahuan kita tentang keutaman-keutamaan qiyamul lail yang terdapat dalam Al-Quran, hadits, ataupun atsar, sehingga semakin bertambah rasa kecintaan kita terhadap qiyamul lail.

Keempat, memperkuat keimanan dan kecintaan kita kepada Allah. Ketika rasa cinta kepada Allah telah tertanam dalam hati kita, maka kerinduan untuk selalu berdialog melalui qiyamul lail dengan Allah, serta mengharap ridanya adalah suatu hal yang selalu ingin dilakukan.

Al-Ghazali sebagai seorang sufi telah memiliki banyak pengalaman dalam menjalankan segala aktivitasnya sebagai seorang sufi. Sedangkan qiyamul lail adalah salah satu perantara untuk kita hamba yang sangat lemah untuk selalu berharap kepada-Nya atas segala yang kita dambakan. Kita sebagai hamba Allah dapat mengikuti jejak yang Imam Ghazali tuliskan melalui karya-karyanya. Wallahu A’lam. (rai)

Editor: Yulia

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button