KOTA SERANG, biem.co — Suwaib Amiruddin Foundation (SAF) tengah menggagas sebuah Kongres Nasional Anak Desa secara bertahap pada tahun 2021, 2022, dan 2023. Tujuannya adalah bagaimana memberdayakan anak-anak desa untuk mengelola secara optimal sumber daya yang ada di desa.
Gagasan besar tersebut dilatarbelakangi oleh banyaknya anak-anak desa yang tengah menimba ilmu di perguruan tinggi, melihat fenomena tersebut, SAF berfikir harus ada satu formula agar anak-anak desa yang telah mendapatkan berbagai ilmu di perguruan tinggi pulang kembali ke kampung halaman untuk memperbaiki kondisi.
Suwaib Amiruddin selaku pembina Suwaib Amiruddin Foundation (SAF) dalam kesempatan perkuliahan mencoba melakukan observasi terbatas pada peserta perkuliahan dan mendapati fenomena yang cukup menarik untuk disikapi dalam memberdayakan desa.
“Beberapa hari yang lalu saya memberikan kuliah secara daring dengan mahasiswa semester satu Fisip Untirta. Dalam kuliah itu, dari 123 orang mahasiswa sekitar 80% berasal dari desa. Mendengar jawaban itu, lalu saya menyampaikan bahwa kalian semua itu, walaupun berasal dari desa, namun tetap memiliki prinsip dasar untuk mengubah diri kalian, dan membekali ide dan gagasan kalian sebanyak-banyaknya dan setelah bekal kalian sudah cukup, maka kembalillah ke desa masing-masing untuk membangun desanya,” ujarnya, Jumat (12/02/2021).
Saat ini, desa membutuhkan sumber daya manusia yang mampu mengelola seluruh sumber daya alamnya agar perekonomian desa menjadi lebih mapan dan kehidupan di desa terjamin.
“Desa saat ini membutuhkan anak-anak pintar untuk membantu orang tuanya dalam menata akses kebutuhan petani dan akses kelembagaan ekonomi desa. Mengapa dibutuhkan penataan akses kebutuhan petani, karena petani merupakan ujung tombak ketahanan pangan negeri ini,” terangnya.
“Untuk memperkuat posisi petani, maka dibutuhkan akses pupuk yang murah dan irigasi yang memadai. Selain itu lahan pertanian dan persawahan harus dipertahankan, dan jangan sampai lahan persawahan berubah menjadi kawasan industri dan permukiman. Kalau alih fungsi lahan terjadi maka berakhirlah nasib petani dan kehilangan mata pencahariannya bagi anak-anak petani serta mungkin akan kehilangan harapan hidunya menjadi orang-orang yang sejahtera,” sambung Suwaib.
Kongres Nasional Anak Desa 2021 akan mendorong supaya anak-anak desa mau kembali ke kampung halamannya. Selain itu Kongres Nasional Anak Desa ini juga akan mendorong pemerintah untuk memfasilitasi akses semua kebutuhan anak-anak desa untuk mengembangkan desa.
“Mengembalikan anak-anak desa yang sudah menimba ilmu di perguruan tinggi, merupakan solusi yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah. Kalau menurut hemat saya ada tiga hal cara yang harus dilakukan pemerintah untuk meminta anak-anak desa membangun wilayahnya, pertama memberikan modal padat karya pada anak-anak desa dan di integrasikan dengan tiga kementerian yaitu kementerian pertanian, pariwisata dan ekonomi kreatif, dan kementerian desa untuk melakukan inovasi hasil pertanian,” ucapnya.
Ketersediaan akses internet juga adalah salah satu infrastruktur agar seluruh sumber daya di masing-masing desa bisa terekspose dengan baik.
“Kedua membangun jaringan internet hingga ke desa-desa agar dapat mempublikasikan sumber-sumber desa yang dapat di pasarkan secara luas, baik berupa hasil kreativitas dan produk anak-anak desa. Misi ini, sebenarnya dapat di integrasikan dengan kemeterian informasi dan komunikasi, dan kementerian perdagangan agar akses pemasaran dapat terbuka lebar melalui pemasaran online,” tambahnya.
Anak-anak desa akan dijadikan sebagai pelopor pembangunan dengan cara menjadikanya sebagai pendamping.
“Ketiga, memberikan akses untuk menjadi tenaga pendamping melalui program sarjana masuk desa dengan berbagai tanggunjawab yang dibebankan untuk memajukan desa. Anak-anak pintar yang sudah menyelesaiakn studinya, dapat diminta kembali dan difasilitasi oleh kementerian BUMN, kementerian Pendidikan dan kebudayaan dan Bappenas dan lain-lain,” imbuhnya.
Kongres Nasional Anak Desa 2021 akan menjadi wadah untuk menjalankan gagasan besar tersebut.
“Memajukan desa sebenarnya bukan perkara yang sulit, sepanjang semua kementerian mengambil andil dan peran untuk dapat mengajak anak-anak desa untuk memberikan beban dan tanggungjawab berdasarkan keahlian dan keilmuannya masing-masing,” pungkasnya. (Ajat)