biem.co – Sobat biem, kemunculan varian baru Covid-19 terus dilaporkan oleh beberapa negara. Saat ini, Indonesia melalui Lembaga Molekuler Eijkman sendiri telah melaporkan 150-an varian Covid-19.
Hal itu disampaikan Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), dr. Syahrizal Syarif, dalam keterangannya.
Menurut dr. Syahrizal, setiap virus ketika menginfeksi satu induk semang seperti sel manusia, kerap bereplikasi sehingga dapat terjadi mutasi.
“Kemampuan kita untuk memeriksa terjadinya berbagai skuensial genetik dari virus yang beredar di Indonesia masih terbatas. Kalau Inggris sudah melaporkan puluhan ribu varian ke Bank Genom, Indonesia melalui Lembaga Molekuler Eijkman baru melaporkan kurang dari 150-an varian virus Covid-19,” ujarnya.
Ia mengatakan, umumnya mutasi Covid-19 terjadi tidak pada bagian penting dari virus, tetapi pada bagian tanduk yang menimbulkan kekhawatiran karena virus akan lebih mudah untuk masuk ke sel sasaran, sehingga penularannya akan lebih cepat dibanding dengan varian yang lama.
“Hingga hari ini, WHO belum mendapat laporan bukti bahwa varian mutasi Covid-19 yang baru ini lebih tinggi tingkat keganasannya. Para ahli juga terus meneliti dampak varian baru ini terhadap tingkat perlindungan vaksin. Perlu didukung upaya pemerintah untuk meningkatkan kapasitas pemeriksaan sekuensial genetik terhadap virus yang beredar di dalam negeri,” pungkasnya.