biem.co — Sobat biem, berbicara tentang pendidikan Islam, Indonesia tak akan lepas dari peran pondok pesantren (ponpes) di dalamnya. Bermula dari penyebaran Islam itu sendiri oleh Walisongo.
Kini, ponpes menjadi lembaga pendidikan Islam terbaik, tertua dan berpengaruh dalam mencetak generasi bangsa yang agamis dan berwawasan global. Di mana lewat pesantren, banyak juga mencetak para cendekiawan dan pejabat negeri, seperti salah satunya Presiden ke-4 Republik Indonesia, K.H Abdurrahman Wahid atau biasa disapa dengan Gusdur.
Berikut 7 pondok pesantren terbaik yang dirangkum biem.co untuk kalian!
Pondok Pesantren Sidogiri
Ponpes ini menjadi salah satu ponpes tertua yang didirikan oleh Sayyid Sulaiman, terletak di Pasuruan, Jawa Timur. Berdiri pada tahun 1718, Ponpes Sidogiri telah berhasil mencetak puluhan ribu santri di seluruh penjuru nusantara.
Ponpes ini juga terkenal paling berpengaruh karena masih tetap eksis dan terus berkembang, tetap mempertahankan sistem pendidikan salaf yang murni mengkaji ilmu agama dengan berbagai kitab-kitab tauhid, akhlak, fikih, dan lainnya.
Selain unggul di bidang sistem pendidikan, Ponpes Sidogiri juga unggul di bidang ekonomi, yang mana memiliki berbagai usaha bisnis, seperti Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) yang cabangnya tersebar, waralaba minimarket dengan nama Koperasi Sidogiri, dan masih banyak lagi.
Komitmen Ponpes Sidogiri terlihat dari perkembangan lembaga pada sistem madrasah diniyah hingga tingkat ma’had ali (setingkat universitas) yang disebut Trabiyatul Mu’allimin dan pengiriman tenaga pendidikan ke seleuruh penjuru tanah air.
Pondok Pesantren Langitan
Lembaga pendidikan Islam ini terletak di Desa Widang, Kecamatan Widang, Kota Tuban, Jawa Timur dengan luas kurang lebih 7 hektar. Ponpes ini berlokasi samping areal Bengawan Solo. Berdiri pada tahun 1852 menjadi Ponpes Langitan menjadi salah satu ponpes tertua yang didirikan oleh K.H Muhammad Nur.
Lembaga ini juga tetap berpegang teguh pada kaidah “Al Muhafadhotu Alal Qodimis Sholeh Wal Akhdu Bil Jadidil Ashlah”, yang berarti memelihara budaya-budaya klasik yang baik dan mengambil budaya-budaya yang baru yang konstruktif. Tetap menerima modernisasi, tetapi tidak mereduksi idealisme pesantren. Sehingga, Ponpes Langitan tetap eksis meski dengan derasnya arus globalisasi.
Santri Ponpes Langitan sendiri tidak hanya berasal dari dalam negeri, akan tetapi juga negara-negara tetangga.
Pondok Modern Darussalam Gontor
Ponpes Gontor merupakan cikal bakal tumbuh suburnya ponpes modern di tanah air. Berdiri pada 20 September 1926, Ponpes Gontor memiliki ciri khas yang tak dimiliki ponpes lainnya. Seperti peraturannya yang ketat, keharusan berbahasa Arab dan Inggris di aktivitas sehari-hari, dan keseragaman pakaian, baik di sekolah maupun di asrama.
Didirikan oleh kakak beradik K.H. Ahmad Sahal, K.H. Zainudin Fananie dan K.H. Imam Zarkasyi, hingga saat ini Ponpes Gontor telah berhasil mendirikan 14 Pondok Pesantren Putra dan 8 Ponpes Putri di berbagai daerah. Dan bahkan terdapat pula perguruan tinggi yang dinamakan Univeristas Darussalam Gontor.
Ponpes Gontor memiliki kurikulum tersendiri, baik itu pendidikan agama maupun pendidikan formalnya. Dinamakan Kulliyatul Muallimin Al Islamiyah yang setara dan telah disetujui Menteri Pendidika pada tahun 2000 dan diakui pendidikan internasional, seperti Universitas Al-Azhar, Kairo.