KABUPATEN PANDEGLANG, biem.co – Penumpukan berbagai jenis sampah di kawasan pelelangan ikan dan wisata kuliner yang berada pesisir pantai teluk, lebih tepatnya di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, tidak seperti di area pesisir pantai.
Tumpukan sampah berbagai jenis itu mulai dari plastik, pakaian hingga bantal, sudah menjadi pemandangan sehari-hari bagi warga sekitar yang mengadu nasib di tempat pelelangan ikan tersebut. Warga pun terbiasa melakukan aktivitas seperti menjemur ikan asin dan melaut meski bau busuk tumpukan sampah amat menyengat.
“Kalau tumpukan sampah dan bau busuknya ini sudah terbiasa bagi kamu warga teluk. Ya sebetulnya bau, cuma bagaimana lagi,” kata Dasmira, saat ditemui di lokasi, Senin (18/01/2021).
Ia juga menuturkan bahwa tumpukan sampah berbagai jenis tersebut merupakan sampah kiriman dari sungai Cipunten Agung dan sampah dari pasar Labuan. Selain itu, saat ini juga kata Dasmira sedang memasuki musim angin barat, dimana sampah dari luar wilayah terbawa ombak dan singgah di pesisir pantai Teluk.
“Sampah ini sebetulnya dari sungai Cipunten Agung dan pasar Labuan yang ikut mengalir ke laut, kebawa ombak sampai sini. Tapi tidak hanya itu, ini juga dari wilayah luar, karena sekarang musim angin barat,” terangnya.
Ia menjelaskan bahwa saat ini masyarakat Desa Teluk, Kecamatan Labuan, sudah berupaya untuk selalu menjaga lingkungan, dengan mengikuti arahan dari pihak desa untuk mengumpulkan sampah ke tempat yang sudah di sediakan.
“Kalau kita disini buang sampah ke tempat yang sudah disediakan di setiap RT, nanti kan sampah itu diangkut oleh pihak desa,” jelasnya.
Sementara itu, Utung Nuruddin, Sekertaris Desa Teluk menuturkan, Desa Teluk merupakan salah satu desa di Kecamatan Labuan yang berbatasan sebelah selatan Sungai Cipunten Agung dan sebelah baratnya itu berbatasan langsung dengan laut Selat Sunda, sehingga di kala musim hujan musim hujan musim disertai angin barat ombak dari arah tengah mendarat ke Desa Teluk dengan membawa sampah.
“Dampak ombak mendarat ke Desa Teluk itu bukan hanya air yang naik keatas saja termasuk sampah-sampah naik juga ke atas sehingga banyak penumpukan sampah di pesisir pantai Teluk Labuan. Artinya penumpukan sampah itu kebanyakan kiriman,” tuturnya.
Ia menerangkan, bahwa Desa Teluk sudah memprogramkan pembuangan sampah pada tempat yang sudah ada yaitu tempat pembuangan sampah sementara (TPS) , selain itu juga mulai dari tenaga relawan, dan BUMDes ikut serta mendorong agar sampah di buang pada tempat yang sudah disediakan.
“Alhamdulillah kami sudah programkan tempat sampah sementara, ada juga dari relawan dari BUMDes ikut serta agar sampah di wilayah Desa Teluk dibuang pada tempat yang sudah disediakan di setiap RT,” jelasnya.
Adapun masalah masih banyak sampah yang menumpuk di pesisir pantai teluk, kata Utung bukan berarti dibiarkan. Namun, dikarenakan sampah setiap hari selalu ada dan jumlah armada pengangkut sampah terbatas, hal tersebut menjadi salah satu kendala.
“Jarak Desa Teluk ke pembuangan akhir itu sekitar 20 kilometer, kami dari Desa sudah menganggarkan armada namun Armada tersebut kecil sehingga untuk mengangkut sampah kiriman dan ampah warga sekitar itu kekurangan armada,” pungkasnya. (Sopian)