CILEGON, biem.co — Semakin majunya teknologi informasi saat ini berimbas cukup pahit bagi para loper koran harian di Pelabuhan ASDP Merak. Pedagang koran yang dulunya menghiasi hiruk pikuk pelabuhan untuk menjajakan surat kabar, kini nyaris tak tersisa lagi. Para loper koran itu mesti memutar otak demi menyambung hidup keluarga karena koran sudah tak lagi laku.
Murti (60), salah satu dari puluhan penjual koran di Pelabuhan ASDP Merak, harus menerima kenyataan bahwa saat ini profesi menjual koran tidak lagi bisa diandalkan untuk menyambung hidup.
“Saya mulai jualan koran itu sejak tahun ‘87. Alhamdulillah waktu itu kalau dagang koran itu lancar, enak, pendapatannya juga lumayan banyak. Tapi semenjak ada HP (red: ponsel pintar) sudah canggih, jadi semua berita ada di HP. Akhirnya koran jadi enggak laku lagi,” tuturnya kepada biem.co, Kamis (24/12/2020).
Dikisahkan Murti, terhitung sejak tahun 2016 dirinya memutuskan untuk berhenti menjual koran dan beralih profesi menjadi penjual aksesori ponsel dan perlengkapan lainnya di Pelabuhan ASDP Merak.
Tidak hanya Murti saja, puluhan penjual koran di Pelabuhan ASDP juga melakukan hal serupa. Mereka berhenti menjadi loper koran dengan alasan yang sama, yakni peminat koran sudah sangat berkurang.
“Total untuk yang jualan koran siang ada 25 orang di pelabuhan ini, itu belum termasuk yang jualan malam, karena ada juga bagian yang jualan malam. Sekarang mereka semua kebanyakan jual aksesori juga karena itu tadi, koran udah enggak laku,” ujarnya.
Sebelum ponsel menjadi semakin canggih seperti saat ini, Murti mengaku dari hasil berjualan koran ia bisa menabung di bank dan menyekolahkan anak.
“Waktu itu, jualan koran kalau kita tekuni banyak hasilnya. Saya bisa nabung di bank untuk sekolah anak juga gampang,” tuturnya.
Senada dengan Murti, Junaedi yang berjualan koran semenjak tahun 2002 harus menerima kenyataan pahit bahwa koran tak lagi selaris tahun-tahun pertama ia berjualan koran. Kini Junaedi pun beralih profesi menjadi penjual aksesori ponsel.
“Saya berhenti berjualan koran itu karena koran udah enggak laku lagi. Semua orang kalau ditawarin paling bilangnya udah ketinggalan beritanya, udah basi,” ujar Jenaedi.
Dikatakan Junaedi, hampir semua penjual koran di Pelabuhan ASDP Merak tidak ada lagi yang bertahan dengan menjual koran.
“Masih ada satu orang yang jual koran, namanya Pak Saimat, tapi dia buat langganan tetap doang, kalau untuk pembeli biasa enggak ada,” jelasnya.
Junaedi mengaku jika hanya mengandalkan hasil berjualan koran dirinya akan sangat kesulitan menyambung hidup, maka dia memutuskan untuk beralih profesi dan meninggalkan pekerjaan sebagai loper koran.
Pada masa awal berjualan koran, baik Murti maupun Junaedi mengaku tidak pernah terpikirkan bahwa peminat surat kabar akan menurun secara drastis. Bahkan dulunya mereka sempat mengantungkan mimpi besar dari hasil jual koran, tetapi memang mimpi tak seindah kenyataan. Dulu jual koran kini jual aksesori. (Arif)