Kabar

Relawan Banten Lakukan Trauma Healing bagi Anak-Anak Penyintas Banjir Lebak

LEBAK, biem.coSobat biem, pada Minggu 6 Desember 2020 yang lalu, telah terjadi bencana banjir yang melanda sebagian wilayah di Kabupaten Lebak Provinsi Banten antara lain di Kampung Wanti, Kampung Talagasari dan Kampung Kadujangkung. Hal ini disebabkan tingginya curah hujan yang mengakibatkan air sungai meluap naik hingga memasuki pemukiman warga, yang membuat warga terdampak harus mengungsi untuk beberapa hari di posko setempat dan menyisakan trauma tersendiri khususnya bagi anak-anak.

Nah untuk mengembalikan kembali semangat para penyintas khususnya anak-anak, para Relawan Banten yang terdiri dari Criminal Law Student Assosiation (CLSA) Fakultas Hukum Untirta, Komunitas Relawan Banten, Haji Rocker Fondation, Padepokan Kupi, dan Duta Damai membentuk Tim Trauma Healing, untuk melakukan trauma healing terhadap anak-anak yang di Kampung Wanti, Talagasari dan Kadujangkung, Lebak Banten.

Trauma Healing dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Lebak. Sekolah tersebut menjadi pilihan untuk dilakukan Trauma Healing karena hampir semua siswa di sekolah tersebut terdampak banjir. Dari 384 siswa, terdapat 226 siswa yang kampung tempat tinggalnya terkena banjir.

Trauma healing berada dalam tahapan psycho social sebagai recovery dalam siklus kebencanaan. oleh karenanya sebagai relawan, kita harus tanggap bencana dan memberikan bantuan yang dibutuhkan. Kami bergerak di bidang pemulihan secara psikososial, yaitu menjaga agar anak-anak penyintas tidak trauma akibat bencana yang dialaminya,” ujar koordinator lapangan kegiatan trauma healing, Aliyth Prakarsa, Minggu (13/12/2020).

Dalam proses trauma healing, ia mengatakan tetap melakukan kegiatan dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Anak-anak penyintas dicek suhu tubuhnya terlebih dahulu, diberikan hand sanitizer dan dipakaikan masker, demikian juga tim relawan yang memandu kegiatan trauma healing.

“Setelah melalui proses standar protokol kesehatan, kami mengajak anak-anak bermain bersama seperti bernyanyi, bercerita melalui menggambar, menulis surat harapan kepada para pemimpin Negara, dan melakukan permainan lain yang tetap menjaga jarak satu sama lain.

Lebih lanjut, ia juga berharap melalui trauma healing ini bisa membantu anak-anak bangkit kembali. “Harapannya tdari berbagai permainan yang kami lakukan bersama, dapat mengurangi bahkan menghilangkan traumatic akibat bencana pada diri anak-anak penyintas,” tukasnya.

Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan Fakultas Hukum Untirta Rena Yulia mengatakan. “Kegiatan trauma healing ini bukanlah yang pertama kali kami lakukan, dalam beberapa tahun terakhir, kami fokus pada bantuan psikososial anak penyintas bencana. Peran ini jarang orang ambil, oleh karenanya sebagai bentuk pengabdian pada masyarakat dari Perguruan Tinggi, kami sangat mendukung mahasiswa kami melakukan kegiatan kemanusiaan semacam ini. Semoga bisa bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.

Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Lebak yang turut hadir melihat keberlangsungan kegiatan Trauma Healing mengucapkan terima kasih. “Saya sangat berterima kasih atas kepeduliannya terhadap anak-anak, mereka sangat bahagia dan antusias pada acara Trauma Healing ini, anak-anak kangen belajar di sekolah,” singkatnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Hukum (FH) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Agus Prihartono mendukung program kemanusiaan yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Hukum. Meski di hari Minggu, mahasiswa tetap melakukan kegiatan social.  “Saya mengimbau kepada para relawan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan dan setelah sampai di rumah kalian semua membersihkan badannya masing-masing sebelum berbincang dengan keluarga. Pandemi jangan menghalangi untuk tetap berbuat baik tetapi tetap harus jaga diri, jaga keluarga dan jaga lingkungan,” pungkasnya. (red)

Editor: Redaksi

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button