CILEGON, biem.co — Sobat biem, beberapa jam jelang dilaksanakannya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Cilegon 2020, segerombol pemuda yang mengaku merupakan anggota Organisasi Masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila (PP), dikabarkan telah membuat kegaduhan di Poll Ketua DPC Partai Gerindra Cilegon yang merupakan Calon Wakil Wali Kota Nomor Urut 2, Sokhidin.
Berdasarkan keterangan Arfan, ajudan pribadi Sokhidin, pada Rabu (9/12/2020) sekira pukul 02.00 WIB, saat dirinya keluar dari poll untuk pulang ke rumah, tiba-tiba beberapa meter setelah keluar dari poll, dirinya dihadang oleh sejumlah orang pria tak dikenal.
“Saya mau pulang ke rumah, tapi baru saja beberapa meter keluar pintu gerbang poll, saya disergap beberapa beberapa orang yang mengendarai sepeda motor,” kata Arfan.
Arfan menambahkan, selain berusaha menyergap dirinya, sejumlah anggota ormas itu juga membentaknya dengan kata-kata kasar.
“Dari situ saya merasa ada yang enggak beres, dan menduga, mereka hendak berbuat jahat,” ungkapnya.
Setelah merasa ada yang janggal, Arfan pun langsung melakukan langkah penyelamatan dengan berusaha menghindar, langsung tancap gas dan balik arah kembali ke poll.
“Saya langsung balik lagi ke poll dan masih dikejar gerombolan ormas itu. Mereka mengendarai tiga sepeda motor berboncengan. Karena gelap kondisinya di Jalan Lingkar, dan saya merasa terancam, saya tancap gas balik ke poll. Orang-orang itu masih mengejar sampai ke poll dan terjadi keributan,” jelasnya.
Arfan mengungkapkan, saat terjadi keributan, terungkap bahwa tujuan anggota Ormas itu adalah untuk menggerebek Poll Sokhidin.
“Mereka rupanya termakan isu di grup (internal PP Cilegon), bahwa di poll Pak Sokhidin ada bagi-bagi sembako. Lah, nyatanya di sini tidak ada apa-apa dan tak lama, dari Bawaslu serta anggota Polisi juga datang ikut memeriksa semua tempat dan memang tidak ada sembako seperti apa yang dituduhkan mereka,” terang Arfan.
Selang beberapa menit, seolah sudah ada yang mengomandoI, masih kata Arfan, datang ratusan anggota PP Cilegon yang mengendarai sepeda motor dan mobil ke poll Sokhidin, sehingga membuat kondisi semakin kacau. Mereka juga bersama Bawaslu, lanjut Arfan, bahkan memaksa masuk dan memeriksa setiap sudut ruangan tanpa dilengkapi surat perintah.
Sementara itu, Sokhidin yang kebetulan ada di lokasi mengungkapkan hal yang sama. Saat kejadian, dirinya mengaku baru saja selesai mengambil wudu untuk melaksanakan salat malam. (Arief)