KOTA SERANG, biem.co — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang gencar menyosialisasikan serta menata sekolah-sekolah agar seluruh fasilitas bisa dinikmati serta memberikan kenyamanan para siswa.
Disampaikan Kepala Dindikbud Kota Serang, Wasis Dewanto, melalui program Sekolah Ramah Anak (SRA), pihaknya mengharapkan seluruh kepala sekolah agar menata masing-masing sekolahnya demi terwujudnya sekolah yang ramah anak.
“Kegiatan ini adalah untuk Kepala Sekolah SMP se-Kota Serang, dalam rangka penguatan program sekolah ramah anak. Bagian pendukung kota layak anak. Sekolah ramah anak, yang baik secara fisik dan non fisik memberikan rasa aman dan nyaman belajar oleh para siswa. Aman artinya bangunan tidak membahayakan siswa, bangunan ramah disabel, hijau, bersih. Idealnya, sarana prasarana bangunan, seperti toilet yang memadai, tempat bermain, dan sebagainya,” ujarnya, Senin (30/11/2020).
Ia mengatakan, adanya pandemi Covid-19 membuat beberapa fasilitas sekolah ada penambahan, seperti harus adanya wastafel untuk mencuci tangan dan fasilitas lain yang harus disediakan oleh masing-masing sekolah.
“Sekolah ramah anak di tengah pandemi ditambah protokol kesehatan. Jika waktu itu saat normal tidak lazim di sekolah banyak wastafel sekarang menjadi fasilitas penunjang. Fasilitas penunjang ini juga menjadi syarat bagi sekolah yang ingin membuka sekolah tatap muka. Klinik sekolah, jika ada anak yang memiliki ciri-ciri Covid-19 kita juga tidak bisa tangani sendiri,” terangnya.
Agar tercapainya SRA, lanjut Wasis, sekolah dibantu oleh beberapa pihak, seperti komite, dindik, media. Adapun pihak Dindik membantu sekolah melaui pemberian anggaran sebesar Rp10 miliar.
“Anggaran untuk paving blok lapangan sekolah di Kota Serang Rp10 miliar tahun 2021 untuk 100 sekolah dasar, lapangan sekolah yang belum diaspal atau dipavling blok,” katanya.
Anggaran tersebut, menurutnya diberikan sebagai upaya sekolah untuk menyediakan berbagai fasilitas di masing-masing sekolah.
“Sekolah agar bisa melakukan penataan taman, selain itu penataan sanitasi yang kurang,” tutupnya. (ajat)