biem.co — Penyakit yang sering kali kita temukan beberapa masih menjadi misteri, bahkan ada beberapa gangguan yang dimulai dengan “idiopatik” yang berarti tak tahu penyebabnya. Penyakit dengan kondisi langka salah satunya idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP) yang sering kali disebut platelet atau trombosit. Menurut Medicine Plus, platelet atau trombosit adalah bagian dari darah berlebih yang membantu pembekuan darah yang ukurannya lebih kecil dari sel darah merah atau putih.
Biasanya platelet dialami oleh orang yang memiliki penyakit autoimun dengan nama trombositopenia. Orang yang memiliki penyakit ini akan terdiagnosis dengan memiliki jumlah trombosit yang tidak mencukupi. Selain itu, akan terjadi pendarahan yang spontan dan sering kali mengalami memar. Tentu target utama dari ITP salah satunya platelet. Penderita ITP akan merasa asing pada sistem kekebalan, sehingga akan tersingkir melalui hati atau limpa.
Menurut Mayo Clinic, purpura trombositopenik idiopatik mempengaruhi anak-anak dan orang dewasa. Anak-anak sering mengembangkan ITP setelah infeksi virus dan biasanya sembuh total tanpa pengobatan. Pada orang dewasa, gangguan tersebut sering kali bersifat jangka panjang. Ini menyebabkan memar ekstrem (purpura) dan perdarahan superfisial. Penyebab penyakit ini masih belum jelas, tetapi dikutip dari Patient Worthy, respons imun antara sel sendiri menyerang virus dan bakteri.
Teori lain, menurut Platelet Disorder Support Association (PDSA) yang didirikian oleh pasien pada 1998 bahwa DNA dalam sel kita dapat diubah oleh zat reaktif dalam tubuh. Ketika DNA yang diubah adalah bagian dari fungsi kontrol kekebalan, itu dapat menyebabkan penyakit autoimun tertentu. Cacat sistem kekebalan dan perubahan usus menjadi dua alasan potensial lain alasan kondisi langka ini ada.
Baca Juga
Selain itu, PDSA juga untuk mendidik dan memberdayakan mereka yang memiliki trombositopenia imun dan gangguan trombosit lainnya. Saat ini, PDSA adalah kekuatan yang kuat yang melayani dan mempersatukan komunitas ITP global pasien, praktisi, perawat, advokat, dan pemangku kepentingan penyakit utama.
Meski penyebab terjadinya ITP masih belum jelas asalnya ada penjelasannya dan belum ada obatnya, namun ada cara untuk mengatasi gejalanya. Pada bulan September, PDSA dan kelompok pendukung ITP lainnya di seluruh dunia berharap dapat meningkatkan kesadaran sebagai cara untuk mendukung semua yang menderita dengan kondisi ini seperti acara sport purple untuk platelet.
Untuk itu, sport purple perlu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pengujian platelet setiap tahun pada orang ITP. Kita bisa membantu para penderita platelet dengan mencari aktivitas dan dukungan melalui sport purple untuk platelet. Hal kecil yang bisa kita lakukan yaitu dengan cara mengenakan warna ungu pada bulan September sebagai bentuk dukungan terhadap platelet.
Cara lain bisa dengan menyebarkan kesadaran terhadap keluarga yang mempunyai anggota penderita platelet agar melakukan perawatan di rumah. Dukungan-dukungan yang kita lakukan akan berdampak positif pada aktivitas penderita baik melalui fisik, mental hingga perawatan.
Penderita ITP sering kali merasa sangat sendirian, jadi dukungan dari kita dan keluarga sangatlah penting. PDSA juga mensponsori sport purple untuk platelet dengan mengumpulkan uang agar dapat membantu mendidik orang tentang cara mendeteksi dan menerima penyakit ITP.
Jika cukup banyak orang yang melaksanakan sport purple, maka mereka yang tidak mengetahui pentingnya hari tersebut akan bertanya bahkan menciptakan peluang baru untuk menginformasikan, mendidik, dan meningkatkan kesadaran. Seperti halnya yang dialami band Korn Jonathan Davis Korn selama wisata di Eropa pada 2006 silam tentang ITP yang dianggap penyakit roller coaster aneh ini ia mendarat di rumah sakit dengan jumlah trombosit 5K.
Baca Juga
Artinya, jika ia terus melakukan aktivitas yang terjadi pada dirinya akan mengalami pendarahan otak dan bisa saja langsung mati di tempat. Hingga keesokan harinya berakhir di rumah sakit dengan kerusakan platelet yang pertama kali. Lalu ia melakukan sport purple untuk meringankan beban penyakitnya.
Selain itu, deteksi dini juga bisa menjadi jalan terbaik. Hal ini dikarenakan tidak ada yang secara sepenuhnya sadar terhadap ITP yang menyerang sistem kekebalan dengan melawan trombosit. Jadi, ketika satu orang penderita dibekali informasi yang cukup maka ia akan lebih mampu melawan penyakitnya sendiri. Upaya-upaya dalam sport purple untuk platelet tentu lebih banyak dilakukan agar masyarakat lebih sadar terhadap penyakit ini.
Setiap orang tentu tidak akan membiarkan masalah kesehatan terus berlanjut terhadap dirinya. Walaupun dengan jadwal yang padat dan sibuk di masa tua, kesehatan lebih penting. Akan tetapi, lebih menarik jika kita bisa membantu mereka dengan mendorong agar melakukan perawatan di rumah dan memberikan informasi tentang sport purple sebagai dukungan terhadap penyakit ini.
Hal ini akan membuka pintu komunikasi dengan keluarga agar memahami perlunya pemeriksaan trombosit mereka. Ketika sudah memiliki informasi yang cukup, mereka dan keluarga penderita akan mengetahui langkah lebih lanjut dalam penangan dan keputusan yang akan diambil. (red)
Penulis adalah Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah.