LEBAK, biem.co — Merebaknya Covid-19 membuat metode pembelajaran berubah. Saat ini, hampir semua sekolah menerapkan belajar daring atau belajar jarak jauh. Namun, metode ini dikeluhkan oleh banyak orangtua siswa.
Mereka menilai belajar daring di rumah amat sulit dan merepotkan. Selain itu, beberapa orangtua juga kerap merasa kewalahan dalam mengajarkan anaknya karena tak adanya pemahaman yang dalam terkait tugas dan pembelajaran.
Mira, salah satu orangtua murid mengatakan, dirinya sangat khawatir terhadap pengetahuan anaknya, karena selama pandemi anaknya sangat susah untuk belajar, berbeda dengan waktu masuk sekolah.
“Kalau bisa, sih, sekolah kembali normal, soalnya anak saya susah banget kalau disuruh belajar di rumah, enggak mau nurut, tidak seperti ke gurunya,” ujarnya, Kamis (26/11/2020).
Mira pun khawatir dengan keadaan anaknya bila sekolah tidak kembali normal, karena keseharian anaknya hanya bermain ponsel pintar.
“Kalau saya perhatikan, anak saya kerjaannya hanya memainkan HP, mending kalau HP dipakai belajar, tapi kalau dipakai bermain game,” tuturnya.
Sementara itu, orangtua lainnya, Dini mengatakan, belajar daring membuat kebutuhan kuota internet menjadi lebih tinggi. Selain itu, kondisi semacam itu juga mengakibatkan anak-anak rawan terpapar radiasi dari ponsel.
“Semua itu kan butuh kuota internet, karena kebanyakan pelajaran lewat video dan Youtube. Ya, kalau punya uang buat beli kuota, kalau enggak gimana?” tanya Dini.
Ia menyebut, ketika anak-anak enggan belajar, otomatis orangtua yang terpaksa mengerjakan soal pelajaran. Dia mendesak sekolah memberlakukan cara lebih sederhana, tetapi efektif untuk pembelajaran.
“Mohon pelajaran daring (online) dihentikan saja, tapi diganti guru memberikan materi tertulis 1 minggu sekaligus. Materi bisa diambil melalui ketua kelompok atau gurunya. Langsung banyak tidak apa-apa, nanti dikumpulkan di mana. Seperti itu malah lebih memudahkan kami selaku orangtua,” pungkasnya. (sandi/red)