biem.co – Sobat biem, beredarnya mitos-mitos soal vaksin membuat sejumlah orang menyangsikan keefektifannya. Sehingga, muncul banyak penolakan terhadap vaksin Covid-19.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad), dr. Cissy Kartasasmita menilai penolakan yang luas terhadap hal itu justru menghambat terciptanya kekebalan kelompok yang diinginkan.
Padahal, teknologi dan kemampuan sumber daya yang maju, serta ketersediaan biaya, menurutnya bisa mempercepat proses penemuan vaksin Covid-19.
Hal itu ia sampaikan dalam Dialog Produktif bertajuk ‘Keamanan Vaksin dan Menjawab Mitos dengan Fakta’ yang digelar Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), baru-baru ini.
“Laporan keamanan uji klinik vaksin Covid-19 fase satu dan dua telah dipublikasikan pada publikasi internasional dan menunjukkan hasil yang baik. Hasil tersebutlah yang menarik minat lebih dari 2.000 relawan untuk berpartisipasi pada uji klinik fase tiga di Bandung. Dari 2.000 relawan tersebut, 1.620 relawan memenuhi syarat untuk berpartisipasi, hingga saat ini telah selesai divaksinasi dan menuggu laporan hasil uji resminya,” terang dr Cissy.
Berdasarkan vaksin Covid-19 yang telah diuji coba pada ribuan relawan di Indonesia itu, dr Cissy memastikan tidak ditemukan efek samping yang berat.
“Info atau berita mengenai adanya yang meninggal, sakit berat, sakit punggung, itu tidak terbukti dari hasil uji klinik vaksin Covid-19. Setelah dilakukan penelitian, kejadiannya ternyata tidak berhubungan langsung dengan vaksinasi,” ungkapnya. (hh)