KOTA SERANG, biem.co – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Primagraha (UPG) menggelar acara bedah buku “Segi Tiga Pemasaran” karya H. Daenulhay. Dkk, yang dikupas oleh pakar yaitu Agus Davis Ramdansyah akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), via zoom meeting, Rabu (18/11/2020).
Dalam kesempatan tersebut, Dekan FEB UPG, Achmad Rozi sebagai penyelenggara menyampaikan, bahwa bedah buku ini sebagai pemantik kegiatan selanjutnya.
“Karena ini perdana dilaksanakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPG, saya berharap menjadi triger dari kegiatan kegiatan lain ke depan. Selain itu juga kegiatan ini sebagai sarana publisitas UPG ke masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia juga mengharapkan melalui bedah buku ini bisa mendorong mahasiswa dan tenaga pengajar melaksanakan kegiatan literasi yang terarah.
Masuk ke kegiatan bedah buku, H. Daenulhay sebagai penulis buku Segi Tiga Pemasaran, memaparkan bahwa bukunnya merupakan sebuah rangkaian satu kesatuan yang kokoh yakni bentuk bangunan segi tiga.
“Kami menulisnya berdasarkan pengalaman dan berdasarkan penelitian tesis-tesis bimbingan penulis. Dan berharap buku ini bisa bermanfaat baik pebisnis atau masyarakat Banten agar Banten Maju,” ucapnya.
Sebagai tantangan ekonomi di masa pandemi, penulis yang juga mantan Dirut Krakatau Steel ini memberikan strategi bagi para pelaku usaha. Menurutnya di masa saat ini pelaku usaha harus mampu memerhatikan perilaku konsumen.
“Saat ini konsumen banyak mengurangi kegiatan di luar rumah. Sehingga, sebagai pebisnis harus mengantisipasinya dengan jualan online. Kemudian Daya beli berkurang karena WFH atau dirumahkan, antisipasinya pebisnis lakukan strategi harga sampai tingkat break even point,” paparnya.
“Dan terakhir, pertahankan persepsi value pelanggan. Dengan cara simulasi 5 strategi generik dari total get dibagi dengan total give,” tambahnya.
Sementara itu, Agus Davis Ramdansyah akademisi Untirta yang membedah buku tersebut menyatakan bahwa buku Segi Tiga Pemasaran mencakup teori-teori yang berkaitan dengan triangle-triangle dalam pemasaran yang disertai kasusnya.
“Buku ini berbeda dengan buku pemasaran yang lain, sebab ketiga penulis adalah praktisi dan akademisi putra Banten. Dua penulis bahkan kakak beradik. Salah satunya sudah termasuk ‘sepuh’ namun tetap produktif. Teori yang dicakup juga berkaitan dengan triangle dalam pemasaran yang disertai kasus lokal (Banten),” jelasnya.
Namun demikian, dari kelebihan buku tersebut juga ada kekurangannya. “Pertama, beberapa teori-teori triangle dalam pemasaran yang disajikan seolah tidak tuntas. Kedua kasus yang disajikan diambil dari tesis mahasiswa (not practically) dan mungkin dan tidak terlalu update. Dan yang ketiga belum disinggung bagaimana prakteknya dalam dunia digital,” pungkasnya. (iy)