KOTA CILEGON, biem.co – Sobat biem, sebuah rekaman suara yang berisi pernyataan Ketua Tim Pemenangan dari Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cilegon Iye-Awab, Sahruji, beredar di sejumlah Whatsapp Group (WAG) sejak Jumat, (13/11/2020) kemarin.
Dalam rekaman berdurasi 13.43 menit tersebut Sahruji mengklaim, bahwa 10 kursi yang diperoleh Partai Golkar di DPRD Cilegon, merupakan hasil upaya dan kerja keras dari dirinya seorang.
Menanggapi hal tersebut, Pengurus DPD II Golkar Cilegon dan seluruh anggota DPRD Cilegon dari Partai Golkar mengutuk keras pernyataan Sahruji itu.
Mereka menegaskan, bahwa klaim yang disampaikan Sahruji dalam sebuah kampanye pasangan Iye-Awab di Suralaya, merupakan sebuah kebohongan publik yang terjadi dalam sejarah perpolitikan Cilegon.
“Ini adalah sebuah kebohongan besar yang disampaikan H Sahruji,” tegas Sekjen DPD II Partai Golkar Cilegon, Sutisna Abbas dalam kegiatan konferensi pers, Sabtu (14/11/2020).
Menurut Tisna panggilan akrabnya, keberhasilan Partai Golkar Cilegon dalam mendapatkan 10 kursi di DPRD Cilegon, merupakan hasil kerja keras dari masing-masing calon dan sumbangsih dari calon yang belum sempat duduk di kursi DPRD Cilegon.
“Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Cilegon untuk tidak percaya dengan klaim yang disampaikan Sahruji,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, 10 kursi yang didapatkan juga tidak lepas dari peran serta Partai secara kolektif.
“Saya tegaskan sekali lagi, apa yang disampaikan Haji Sahruji adalah sebuah kebohongan besar yang tak perlu dipercaya,” tegasnya.
Di tempat yang sama, Wakil Ketua DPD II Partai Golkar Cilegon, HM Nasir Rosyid menambahkan, pernyataan Sahruji itu hanya sekedar propaganda yang tidak sesuai dengan fakta.
Faktanya, kata Nasir, 10 kursi itu hasil kerja politik partai dan masing-masing calon, termasuk caleg yang tidak masuk.
“Parameternya, semua yang duduk di DPRD tidak murni hasil suara berdasarkan perhitungan BPP individu. Tak seorang pun yang mememenuhi BPP. Artinya ada sumbangsih suara dari calon-calon yang tidak masuk,” ungkapnya.
“Jadi, kursi di DPRD itu murni hasil kerja politik para calon dan Partai Golkar secara kelembagaan,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Tim Sukses yang juga anggota DPRD Cilegon, Isro Mi’raj menyatakan, klaim yang diucapkan Sahruji sangat lucu dan menggelitik.
Ibarat humor yang terpaksa muncul ditengah-tengah konflik, kata Isro, perkara tersebut bukanlah sesuatu yang harus dijelaskan lagi.
“Artinya jelas, kami teman-teman anggota DPRD dari Golkar keberatan dengan klaim itu. Sebab kita semua tahu, yang bekerja habis-habisan siapa, kok main klaim saja,” ujarnya.
Ia juga meminta kepada Sahruji, agar tidak lagi membawa-bawa Partai Golkar, sebab dirinya sudah dipecat secara kelembagaan oleh Golkar.
“Kedepan Pak Haji Sahruji sudahlah, tidak usah membawa-bawa Golkar lagi karena secara konstitusional sudah diberhentikan dari Partai Golkar,” tegasnya.
Menurutnya, publik sudah cukup tahu akan sikap Sahruji yang terkenal arogan.
“Dengan menyampaikan statement seperti itu, menunjukan bahwa Sahruji tidak pernah berbuat banyak buat partai, kecuali buat dirinya dan anaknya. Sahruji itu hanya tokoh lokal Suralaya. Tidak punya pengaruh apa-apa terhadap elektabilitas Partai Golkar se-Kota Cilegon,” jelasnya.
Isro menambahkan, pernyataan yang dibuat Sahruji, dinilai sudah melecehkan kader Partai Golkar, tidak hanya di lapisan wilayah terkecil, tapi juga sudah melecehkan kinerja Partai Golkar secara Nasional.
“Kemenangan Partai Golkar itu kerja politik semua kader Partai Golkar sampai akar rumput,” tandasnya. (Arief)