KABUPATEN SERANG, biem.co – Sobat biem, tren okupansi perhotelan di wilayah Anyer mulai alami peningkatan hingga 90 persen.
Nah, kabar tersebut disampaikan oleh Ketua Harian Badan Pimpinan Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Serang, Dody Faturahman kepada awak media, di kegiatan dialog pertumbuhan ekonomi, bisnis dan industri pariwisata Banten di masa pandemi Covid-19, di Anyer, Kabupaten Serang, Jumat (06/11/2020).
“Setelah diterpa tsunami kemudian di hantam pandemi Covid-19 industri perhotelan di Anyer sangat loyo. Dan alhamdulillah mulai di bulan Juli hingga sekarang sudah ada peningkatan okupansi,” ungkapnya.
Ia menyebut faktor yang memengaruhi naiknya okupansi yaitu mulai dilonggarkannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) oleh Pemerintah Banten dan tingginya keinginan masyarakat untuk berwisata.
“Sebetulnya banyak faktor, mulai dari PSBB yang sudah dilonggarkan dan mulai jenuhnya masyarakat ketika harus tinggal di rumah di masa pandemi, kemudian jarak tempat berwisata Anyer ini tidak jauh untuk ditempuh, khususnya bagi masyarakat Jakarta,” jelasnya.
Meskipun meningkat, okupansi hotel di Anyer masih didominasi pada hari libur saja.
“90 persennya di week end, jadi belum merata. Kalau week day-nya itu yah sekitar 40 persen,” ucapnya.
Lebih lanjut, untuk tetap mendukung pemerintah dalam menekan penyebaran Covid-19. Ia yang juga sebagai Cluster General Manager di Aston hotel, tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat di hotel yang dirinya pimpin.
“Kita sangat ketat untuk penerapan protokol kesehatan. Begitupun dengan hotel lain di Anyer maupun hotel yang ada di Kabupaten Serang yang tergabung di PHRI, tetap diimbau untuk melaksanakan protokol kesehatan,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Banten, M. Agus Setiawan mengaku tetap berupaya membangkitkan semangat kepada pelaku industri pariwisata di masa pandemi ini.
“Terkait dengan pandemi ini, kami terus membangkitkan semangat para pelaku industri pariwisata agar tetap gairah dan beraktivitas, memanfaatkan peluang yang ada,” ucapnya.
Dan ia juga memberikan tips dan strategi agar industrinya tetap stabil.
“Strategi wisata yang kelas pertama adalah untuk membentuk destinasinya, selanjutnya adanya promosi, pengembangan SDM dan kelembagaan dan industri pariwisata,” pungkasnya. (iy)