biem.co — Sobat biem, Sekretaris Pusat Riset Bioteknologi Molekuler dan Bioinformatika Universitas Padjajaran (PRBMB Unpad), Muhammad Yusuf mengenalkan Uji CePAD Covid-19 Antigen Test yang tengah dikembangkan bersama industri TMC dan Pakar Biomedika. Uji tes antigen ini telah mendapatkan dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Bentuknya sama dengan antibodi biasa. Cara kerjanya sama seperti PCR, yaitu melalui nasofaring (hidung) atau orofaring (tenggorokan), diambil sampelnya. Dalam waktu 25 menit sudah terlihat hasilnya,” terang Yusuf, dalam peluncuran Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen untuk Indonesia melalui aplikasi Zoom, Rabu (28/10/2020).
Disampaikan Yusuf, pengembangan produk ini dilakukan secara mandiri oleh para mitra industri lokal. Prosesnya, kata Yusuf, dimulai dari produksi antigen di Unpad, kemudian diserahkan kepada perusahaan farmasi,” ungkapnya.
“Kita ingin mendeteksi apakah orang sudah terpapar virus dan berpotensi untuk menularkan virus dengam deteksi antigen tersebut,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini tingkat penyebaran Covid-19 di Indonesia semakin tinggi lantaran orang-orang yang melakukan uji tes antibodi baru mendapatkan hasilnya setelah beberapa hari.
“Bayangkan, ketika kita diambil sampel, kita menunggu 2 hari, 3 hari, atau bahkan 7 hari. Nah, selama menunggu itu kita menanti keputusan apakah sudah terpapar atau tidak, maka kita tidak bisa membatasi diri. Jadi yang kita perlukan adalah uji yang bisa memberikan informasi bahwa kita terpapar virus atau tidak dalam hitungan menit,” tulisnya.
Meski secara akurasi uji tes antigen CePAD ini tidak sebaik PCR, tetapi ia mengaku antigen ini sudah didesain untuk mendeteksi virus ketika jumlah virusnya banyak,” ujarnya.
“Kita harapkan dengan terdeteksinya orang terpapar virus itu dapat membatasi penyebaran virus. Kalau bis,a virus itu berhenti di orang tesrebut. (hh)