LEBAK, biem.co – Sobat biem, Aksi penolakan pembangunan Bendungan Pasir Kopo terus berlanjut, hingga sore tadi, Selasa (6/10), ribuan warga tumpah ruah ke jalan melakukan aksi yang sama, menolak pembangunan Bendungan Pasir Kopo di Desa Cisimeut, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.
Ribuan warga yang turun berasal dari lima desa terdampak pembangunan Bendungan Pasir Kopo. Lima desa tersebut diantaranya Desa Cisimeut Raya, Desa Cisimeut, Desa Nayagati, Desa Sangkanwangi, dan Desa Wargawangi.
Dalam aksinya, warga menilai rencana pembangunan Bendungan Pasir Kopo akan mendatangkan dampak negatif pada wilayah sekitar.
Warga mencatat, setidaknya akan muncul dampak ekonomi, budaya, punahnya peninggalan leluhur, serta pemberdayaan warga terdampak yang dirasa tidak jelas.
Menurut salah satu warga, IS (36) “Pembangunan bendungan ini jelas memberikan dampak buruk bagi ekonomi warga, terlebih di masa pandemi ini. Kehidupan sangat susah, tolong jangan menambah kesulitan warga. Banyak konsep lain yang bisa dibuat pemerintah untuk membangun negeri ini, tidak dengan mengorbankan puluhan ribu warga yang sudah ajeg hidup disini”.
Sebelumnya, beberapa tokoh masyarakat, pemuda dan aktivis Gerakan Mahasiswa Cisimeut Peduli (GMCP) menemui Iti Octavia Jayabaya, Bupati Lebak, dan menyampaikan aspirasi dan permohonannya untuk menolak pembangunan Bendungan Pasir Kopo.
Hasil pertemuan tersebut adalah bahwa Pemerintah Kabupaten Lebak satu suara dengan masyarakat, menolak pembangunan Bendungan Pasir Kopo dan berharap bahwa lokasi pembangunan dapat dipindahkan.
Bendungan Pasir Kopo termasuk proyek bendungan prioritas TA. 2020-2024 untuk didanai melalui skema KPBU, dan bendungan ini direncanakan memiliki volume tampungan efektif sebesar 166,21 juta m3 dengan manfaat untuk mengairi irigasi seluas 21.350 Ha, suplai air baku sebesar 3800 lt/detik, PLTA sebesar 20,64 MW, dan pengendali banjir sebesar 288,775 m3/s yang direncanakan mulai beroperasi pada TA. 2025. (ENDE)
Berikut video aksi Penolakan Bendungan Pasir Kopo:
