Celurit Bulan Sabit
seukuran runcing alismu
serupa bulan sabit di malam minggu
amsal celurit ini diciptakan
mencari petaka yang mulia
di ruas martabat para perjaka.
kubuat tangkai hulunya dari serabut serut hutan
supaya menggantung nan indah bagai bonsai
berkilau layaknya gelombang yang di terpa cahaya bulan.
Sumenep, 2020
Baca Juga
Potret Kesedihan Di Malam Syakban
aku menemukan asap dupa
pada cahaya lampu yang kesepian
saat tiba-tiba rinduku terhalang
berkunjung menunaikan kewajiban
;sebagai hamba yang patuh kepada tuhan.
aku hirup asap itu
dengan kesedihan yang tak kunjung lalu
di mana bulan dan bintang nelangsa
menyinari kebesaran luka dan doa.
lalu di tekstur tanganmu
kutemukan jejak dupa berserakan
menyamar awan yang menutupi langit
sedang bumi masih tak sanggup menerima hujan
dan aku hanya bisa terpejam
di bulan syakban yang kehilangan jalan.
Sumenep, 2020
Baca Juga
Dermaga Luka
setiba cahaya bulan
bersetubuh dengan gelombang
luka itu semakin nampak dalam tatapan
bau kenangan melebihi amis bangkai ikan
saat kutemukan riak angin dari daksina
dan kedip mataku mulai bertanya-tanya
kemana hendak kupulangkan sisa hidup ini
jika tarian ombak semakin pula bersunyi.
Sumenep, 2020
Tentang Penulis:
J. Akid Lampacak, dikenal dengan Nama Panggilan B.J. Akid. Lahir 03 Mei 2000 di Lebeng Barat Sumenep Madura, Jawa Timur. Menulis esai dan puisi, sekarang sedang menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Annuqayah. Puisi-puisinya tersiar di berbagai media cetak, seperti Republika, Suara Merdeka, Koran Haluan, Padang Ekpres, Riau Pos dan media lainnya. Menjadi ketua komunitas Laskar Pena Lubangsa Utara dan penulis lakon di sanggar Becak Sumenep.