CILEGON, biem.co – Sobat biem, dilandasi oleh kesadaran yang tinggi untuk memberikan pemahaman politik bagi masyarakat, dan sebagai upaya menumbuhkan iklim demokrasi yang sehat, sejumlah masyarakat yang tergabung dalam Komando Pasukan Khusus Ati-Sokhidin (KOMPAS) menggelar acara konsolidasi sekaligus mendeklarasikan diri sebagai salah satu relawan yang siap mengawal serta memenangkan Pasangan Ati-Sokhidin (PAS) di Pilkada Cilegon 2020.
Dalam deklarasi yang digelar terbatas itu, Ratu Ati Marliati terlihat hadir didampingi pasangan politiknya Sokhidin dan Ketua Dewan Pengarah KOMPAS Abah Salim Aliman.
Dalam sambutannya, Ketua Relawan KOMPAS Isbatullah Alibasja menyampaikan, keberadaan KOMPAS yang diinisiasi oleh sejumlah tokoh pergerakan di Kota Cilegon terbentuk atas dasar adanya ketidakadilan dalam kontestasi politik yang berlangsung di Kota Cilegon terhadap Pasangan Ati-Sokhidin selaku petahana.
“Dari hasil pengamatan kami, di tengah situasi politik yang semakin memanas, pasangan Ati-Sokhidin sering kali mendapatkan serangan-serangan yang tidak beralasan. Mulai dari hoaks yang menggunakan ayat-ayat hadits dan Al-Quran, isu SARA dan juga gender sering kali dilontarkan oleh para buzzer dari kubu lawan untuk menyerang Ati-Sokhidin. Untuk itu, perlu ada yang menangkal segala bentuk serangan sporadis yang tidak mendasar itu, dengan membentuk KOMPAS,” ungkapnya, di Hotel Grand Mangku Putra Cilegon, Selasa (1/9/2020).
“Kalau kita merunut sejarah terbentuknya NKRI, terlebih dahulu ada sumpah pemuda. Sebelum sumpah pemuda, ada sumpah Palapa yang diucapkan oleh Gajah Mada di masa Kerajaan Majapahit. Di mana pada saat Gajah Mada mengucapkan sumpah tersebut, Majapahit dipimpin oleh seorang raja perempuan yang bernama Tribuana Tungga Dewi. Artinya, tanpa restu dan tanpa seizin Tungga Dewi saat itu, mana mungkin Gajah Mada mengucapkan sumpah tersebut dan berhasil mempersatukan nusantara,” tambahnya.
Isbat juga menyebutkan tokoh perempuan lain, seperti halnya Maria Ulfa, yang merupakan menteri perempuan pertama di Indonesia yang berasal dari Banten, dan Nyimas Gamparan yang saat ini makamnya sering dikunjungi oleh para peziarah dari berbagai daerah di Indonesia.
“Jadi, bagi siapa saja yang menggunakan isu itu, itu hanyalah isu sampah. Namun, sesuai arahan dari Bu Ati, kami akan tetap menanggapi semua itu dengan santun dan fokus untuk mengawal serta memenangkan Ati-Sokhidin,” tandasnya.
Sebagai salah satu bagian dari relawan, lanjut Isbat, KOMPAS juga memiliki tugas khusus untuk memperkuat tim atau relawan yang dianggap belum bisa maksimal dalam upaya kemenangan Pilkada.
“Basis-basis yang lemah, baik partai maupun relawan, akan kami perkuat kembali. Tidak hanya itu, kami juga akan terjun ke basis-basis musuh. Misalnya di Citangkil yang kuat, berarti kami akan turun ke sana. Jika ada data atau informasi yang salah atau menyimpang terhadap pasangan Ati-Sokhidin, kami akan masuk ke masyarakat dan meluruskannya dengan berbagai data atau fakta yang ada. Untuk itu, kami akan perkuat tim siber dan advokasi jika ada hal-hal seperti itu, apalagi yang sudah menyerang ke arah pribadi,” terangnya.

Sementara itu, bakal calon Wali Kota Cilegon Ratu Ati Marliati, mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh masyarakat kepada dirinya dan Sokhidin dalam Pilkada 2020.
“Alhamdullilah, dukungan kepada ibu terus mengalir. Ini sebagai bukti bahwa masyarakat sudah semakin cerdas dan masih mengharapkan ibu untuk melanjutkan pembangunan. Mudah-mudahan, ibu ditakdirkan terpilih menjadi Wali Kota Cilegon,” ungkapnya.
“Insya Allah, kalau kita dengan cara-cara yang baik, kalau kita menang pun nanti dengan martabat baik dan melanjutkan pembangunan dengan baik juga,” sambungnya.
Di tempat yang sama, Tokoh Cilegon Salim Aliman (Abah Salim) selalu Ketua Dewan Pengarah KOMPAS mengajak seluruh elemen masyarakat di Kota Cilegon untuk menjaga kondusifitas dan menjaga tali silaturahmi antar masyarakat Cilegon menjelang Pilkada, dengan mengedepankan berpolitik santun dalam perhelatan demokrasi.
“Yang harus kita utamakan, yaitu tali persaudaraan antar warga Cilegon. Tidak boleh menghujat, tidak boleh saling sindir, agar terciptanya situasi konsdusif menjelang Pilkada Kota Cilegon. Tentunya saya berharap Pilkada 2020 di Kota Cilegon ini berjalan kondusif. Jangan saling menjatuhkan, karena akan menimbulkan ketersinggungan. Saya tidak mau hal itu terjadi dan saya ingin semua masyarakat Cilegon ini lebih akur menjelang Pilkada ini, siapapun itu yang didukungnya, tetap harus akur,” katanya.
Menurutnya, Pilkada merupakan agenda pesta demokrasi yang sudah rutin digelar. Oleh karenanya, jangan ada perpecahan dalam momentum politik tersebut.
“Masyarakat jangan sampai terbelah, kontestasi ini hanya musiman. Ketika sudah ada yang terpilih, kita harus bersatu lagi,” ucapnya.
Ia juga berharap mulai dari penyelenggara Pilkada, jajaran Polres Cilegon, Pemerintah Cilegon, terutama masyarakat untuk bersinergi dalam menjaga keamanan dan ketertiban menjelang Pilkada Kota Cilegon.
“Saya berharap agar semua pihak bisa bersinergi untuk menjaga keamanan dan ketertiban di Kota Cilegon, terlebih jelang Pilkada ini. Karena dengan kondisi yang aman dan nyaman, maka iklim usaha juga tetap berjalan dengan baik,” tutupnya. (Arief)