KABUPATEN LEBAK, biem.co — Sobat biem, belum efektifnya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) untuk Sekolah Dasar di Kabupaten Lebak, Banten membuat guru harus bekerja ekstra agar anak muridnya tetap belajar di tengah pandemi Covid-19. Salah satunya adalah dengan cara blusukan mendatangi rumahnya masing-masing terutama di daerah pelosok yang terkendala jaringan telekomunikasi.
Hal itu dilakukan salah seorang guru agama di Sekolah Dasar Negeri (SDN 1) Cisangu Kecamatan Cibadak Aan Nani Sumarni. Guru Honorer asal kampung pasir Erih, Desa Bojongcae, Kecamatan Cibadak itu mengaku prihatin dengan kondisi saat ini, karena didaerahnya masih banyak daerah yang “blank spot” jaringan internet bahkan ada orang tua murid tidak memilki alat komunikasi (handphone). “Saya prihatin aja, masih banyak daerah yang sulit sinyal, sehingga untuk memastikan anak-anak tetap belajar saya harus datang ke rumahnya,” kata Ani kepada awak biem.co, Selasa (21/7/2020).
Ani yang mengaku sudah mengabdi selama 10 tahun menjadi tenaga pendidik di sekolah tersebut itu, tidak mempersoalkan jika dirinya harus menempuh jalan puluhan kilometer dan melintasi pematang sawah untuk sampai ke rumah murid-muridnya.
Meskipun honornya tak seberapa bahkan tidak ada biaya oprasional untuk melakukan kegiatan mulianya itu, Ani bersyukur bisa menjalankan kewajibannya sebagai guru. “Yah dinikmati aja, lagian ini kan kewajiban saya sebagai guru,” ungkapnya.
Dalam sehari pahlawan tanpa jasa itu bisa mengunjungi beberapa kampung di Desa Cisangu. Dengan metode KBM dibagi menjadi beberapa kelompok disesuaikan jarak rumahnya. “Seminggu empat kali saya harus menyambangi rumah murid, jumlahnya tentu dibatasi hanya lima orang untuk mencegah virus corona,” ujarnya.
Selain memberikan mata pelajaran Ani juga selalu memberikan motivasi kepada murid-muridnya supaya tetap belajar dengan orang tua jika tidak ada guru yang datang ke rumahnya. “Saya berharap, anak-anak tetap semangat dalam melaksanakan kegiatan belajar. Situasi pandemi ini tidak menjadi alasan mereka untuk tidak melakukan belajar,” tegas Alumni Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) La Tansa Mashiro Rangkasbitung ini. (EMR)