Kabar

NTP Peternakan Masih Defisit, Distan Banten: Terapkan Kembali Pola Korporasi

KOTA SERANG, biem.coSobat biem, kesejahteraan para peternak bisa diukur dengan indeks nilai tukar petani (NTP). Untuk diketahui, NTP adalah perbandingan antar indeks harga yang diterima petani (IT), dengan indeks harga yang dibayar petani (IB) dan dinyatakan dalam persentase. Apabila angka NTP lebih besar dari 100, maka kondisi petani sedang mengalami surplus. Namun jika yang terjadi sebaliknya atau kurang dari 100, maka tandanya petani mengalami defisit.

Nah, Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten mencatat NTP sub sektor peternakan di Banten berdasarkan data Badan Pusat Statistika (BPS) selama Januari-Juni 2020 terus mengalami defisit. Dalam rinciannya, NTP peternakan pada Januari berada di angka 96,56, menyusul Februari sebesar 96,53 dan Maret 95,52. Di bulan April, angkanya semakin mengalami penurunan, yakni sebesar 93,96. Meski kemudian naik kembali menjadi 94,13 pada Mei dan Juni dengan 95,34.

“NTP sub sektor peternakan dalam angka terus di bawah 100, ini sebuah tantangan untuk kita,” kata Kepala Distan Provinsi Banten, Agus M Tauchid, baru-baru ini.

Menurutnya, ada banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi. Mulai dari pola konsumsi masyarakat terhadap produk peternakan yang meliputi selera dan standar hidup, pendapatan, hingga harga itu sendiri. Tak bisa dipungkiri, harga yang seringkali bergejolak dan meroket dinilai Agus berdampak langsung pada tingkat konsumsi masyarakat terhadap produk peternakan.

“Hal ini menunjukkan ketika harga ternak naik, ini tidak serta merta meningkatkan nilai jual petani, khususnya untuk peternakan. Karena kenaikan harga ternyata tidak selalu disertai dengan kenaikan volume permintaan masyarakat. Bahkan ada kecendurangan ketika harga produk lokal pertanian naik, masyarakat justru beralih membeli produk peternakan impor yang harganya lebih terjangkau,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Agus berharap pola korporasi bisa diterapkan kembali, di mana perusahaan industri peternakan besar merangkul peternak usaha kecil melalui kemitraan.

“Dulu peternak kerbau berada dalam satu korporasi ternyata pola itu bisa berhasil, meski dalam skala kecil. Untuk itu, ini ada kaitannya dengan pola kerja sama,” pungkasnya. (hh)

Editor: Redaksi

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button