KOTA SERANG, biem.co – Sobat biem, yang tinggal di Kota Serang pasti tahu dengan nama sekolah SMA dan SMK Prisma Sanjaya. Sekolah yang beralamat di Jalan Raya Jakarta – Serang Kilometer 4, Panancangan, Kecamatan Cipocok Jaya, ini merupakan sekolah favorit di masanya, banyak lulusan SMP di dalam dan di luar Kota Serang yang mengingikan sekolah di sana.
Namun berjalannya waktu, lembaga pendidikan yang beroperasi sejak tahun 1990 ini, harus rela menutup aktivitas belajar mengajarnya di tahun 2020 (29/06/2020), bertepatan dengan masa pandemi Covid-19.
Nah dari informasi yang redaksi biem dapatkan, alasan dari tutupnya sekolah yang sempat jadi favorit ini karena kekurangan murid sehingga tidak bisa membayar gaji guru dan karyawan.
“Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) hanya Rp500 ribu per siswa/tahun, sedangkan untuk biaya listrik dalam sebulan kami harus bayar Rp20 juta. Dan alasan lainnya karena tidak mampu bersaing dengan sekolah negeri yang menggratiskan seluruh biaya sekolah kepada para siswa,” kata Kepala Sekolah SMK Prisma, Syamsudin kepada wartawan, Senin (29/06/2020).
Saat ini, Prisma memiliki 99 siswa, dan harus terpaksa dipindahkan ke sokolah lain. “Hari ini sedang kamu urus berkas pemindahannya. Berikut juga dengan tenaga pengajar (red-guru) kami pindahkan ke sekolah yang sudah kami tentukan,” paparnya.
Sementara, salah satu alumni, Wahyu Ginanjar, mengaku prihatin ketika mendengar kabar sekolah Prisma tutup.
“Saya alumni SMA Prisma Sanjaya, IPA 3 angkatan 2009, merasa sedih dan tidak menyangka sekolah swasta favorit kebanggaan Kota Serang yang dikenal memiliki banyak prestasi di bidang ekstrakulikulernya akhirnya menyerah dengan kondisi saat ini (PPDB). Padahal banyak lulusan SMA prisma yang sudah membuktikan kiprahnya di dunia kerja. Misalnya saja diangkatan saya ada beberapa orang sahabat yang menjadi lulusan Akpol dan Akmil dan sudah bertugas di beberapa wilayah Indonesia, menjadi dokter, dan perawat, artis dan masih banyak lainya,” ujarnya saat dihubungi redaksi biem.
Ia juga menceritakan momen indahnya saat bersekolah. ”Seingat saya SMA Prisma sangat mendukung setiap potensi murid didiknya, mulai dari fashion, olahraga, band sampai ke tata boga. Sekolah ini juga memiliki metode belajar moving class dan kelas akselerasi pada masa itu, sehingga peserta didik yang memiliki potensi lebih bisa memilih program pendidikan sesuai bakatnya,” ucapnya.
“Intinya saya sebagai alumni sangat tidak menyangka PRISAY (red-SMA Prisma Sanjaya) akhirnya tidak bisa bertahan melawan waktu. Dan saya pribadi mendoakan yang terbaik, semoga para guru yang telah membimbing, selalu diberikan kesehatan dan kemudahan di setiap langkahnya amin,” tandasnya. (iy)