Nubuat
Jika saja aku di sampingmu kala itu
menyaksikan bagaimana peri-peri memeluk
jiwa; pelangi memecah awan abu-abu
renyai hujan melarung noda tanah Nod
tersisa dari badan serangkaian rangka
ayat-ayat menunggal dalam bahasa.
Jika saja aku di sampingmu kala itu
Mencatat pantulan gema
pada dinding tympani—meresap kata di lidah
mencecap tiap halwa buah-buah pohon larangan.
Namun kenangan terlampau purba
bahasamu diwariskan ibu
melalui peri-peri
kini punah dalam lembar-lembar berdebu
sebuah kitab suci yang lupa diterjemahkan.
Iqra!
Dayeuhluhur, 2020
Yang Pulang Dari Pengembaraan
: Sima Xiangru dan Wenjun
Rumah kehilangan petuah Rahim dan rahmat,
Tangan Tuhan menjelma rintangan dalam tualang.
Seorang bocah lahir kembali—kelana orang bebas!
Memungut pecahan diri, meyatukan serpihan jiwa;
garis waktu mempertemukan kita begitu dekat,
namun menatap adalah suatu ihwal
dihalang badan meruang.
Aku yang begini memang bukan kau yang begitu
Kupetik teratai di bulu matamu, kau cabut tangkai jantungku
Aku yang begini memang bukan kau yang begitu
Kau dariku, aku darimu menjelma percikan nur
Kita menjadi tubuh dan bayang
Riang menyanyikan sebait puisi
menggiring musim cerah
Di lorong-lorong bercahaya
Tiada begini-begitu, Aku-kau meneguk arak secangkir
yang memantulkan semesta
Menjiwai percintaan tanpa reka akal
Antara sadar dan tidak, tujuan kembara bayi-bayi yang lahir
Adalah mengawali untuk mengakhiri, lagi, lagi.
Dayeuhluhur, 2020
BIODATA PENULIS
Galuh Kresna, lahir di Cilacap, 23 September 1997. Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP). Anggota Komunitas Penyair Institute (KPI), Serayu Institute Purwokerto.