Mengapung di Permukaan Instagram
meski tak menyentuh jantung puisi
video dan fotomu kau angan abadi
di lini masa yang tak banyak orang peduli
“apakah wajahku instagramable sayang?”
gumammu pada suatu malam yang narsis
“sayang, kamu jelek, gendut, item dan nggak fotogenik!”
“so sweet honey.”
Kau dan Aku Terpisah Tagar
#save_lumba_lumba
planet ini bukan milikmu maka kasihanilah satwa-satwa dan bunga-bunga di belantara. sirkus ini tidak lucu, jangan ditonton! bermeditasilah sejenak. meski harga saham sedang anjlok dan kekasihmu telah membuat janji dengan klien di tengah hutan yang dipenuhi flora bagian selatan
#anti_sampah_plastik
nanti lama-lama laut kita banyak sampahnya ketimbang ikannya. jagalah kebersihan, plis! cuci tangan dan kaki sebelum tidur dan berharaplah kepada alga dan terumbu karang, mikroorganisme bawah laut dan ikan kerapu macan bakal menyelamatkan peradaban.
#warkop_wifi
“bang, passwordnya apa?”
“pesan kopi hitam apa teh panas, mas?”
“ya, paswordnya ganti 3x sehari”
“kopinya manis apa sedang, mas?”
#kecerdasan_buatan
“adik, jangan main hp terus nanti kamu cacingan!”
“mama, mama aku mau ikut e-sport tahun depan!”
#postruth
dengan ini saya sampaikan bahwa anak saya, tidak dapat mengikuti pelajaran karena saya sedang sakit. harap maklum. atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih telah membebaskan saya bicara apa saja, di mana saja, dan kapan saja. salam.
Bercakap-Cakap dengan Facebook
jangan beri aku bisikan kalau aku sedang menulis status
atau membalas komentar atau membagikan kiriman teman
jangan mendikteku apa yang mesti kutulis di status
atau apa yang mesti kukomentari atau kiriman siapa yang harus kubagikan
biarkan aku berdikari seperti penyair yang betah sendiri
tapi facebook selalu bertanya, “ apa yang sedang anda pikirkan?”
ingin sekali kujawab, “ wanita yang perempuan”
tapi urung kulakukan
“hapus akun?” facebook bertanya
“hapus saja kenangan bersama mantan” lirihku.
“maaf pengguna, layanan tersebut tidak tersedia”
“kok bisa begitu?”
“maaf pengguna, kami tidak tega melakukannya”
lantas kami berdua sepakat untuk tak lagi bercakap di berandanya
sebab ternyata kenangan bisa dibagikan tapi tak bisa dihapuskan
Ibu, Jangan Kawinkan Aku
pada setiap pagi yang molor
orang-orang menenteng kopor pergi ke kantor
sambil membereskan kesunyian di tubuhnya
mereka bergegas dengan langkah yang tergesa
gaji bulanan dihabiskan untuk sebuah mainan
sebuah mainan yang bernama kebutuhan
kebutuhan 3x makan, air galon, bayar kontrakan
listrik, lpg, gula, kopi, pulsa dan cicilan
orang-orang punya banyak waktu untuk kerja
dan hanya punya sedikit waktu untuk cinta
cinta yang barangkali sudah menjelma jadi angka
angka yang mengapung di permukaan hidup sia-sia
Pertanyaan Mendasar Calon Mertua
tak ada kerja
sama dengan tak ada cinta
di abad yang terus melesat cepat
aku dan kamu cuma angka yang belum selesai dicatat
“hmm, rumah kamu di mana nak?”
“ di sebelah timur pasar ngoro pak!”
“ biar saya perjelas, maksud saya, sudah punya rumah sendiri belum?”
tamat.
Jangan Kau Hina Jomblo
bila malam minggu tiba
jomblo selalu berharap agar tak turun hujan
supaya para pasangan yang memiliki jadwal kencan
dapat terlaksana tanpa gangguan
bila siang panas meradang
jomblo selalu berharap supaya mendung datang
supaya orang-orang yang pacaran tak kepanasan
maka jangan kau hina jomblo
meski ia tuna asmara, hatinya dipenuhi cinta.
Tentang Penulis:
Aditya Ardi N. Lahir di Ngoro – Jombang, Jawa Timur 7 Januari 1987. Buku Puisinya yang telah terbit antara lain Mobilisasi Warung Kopi (2011), Mazmur dari Timur (2016), Manifesto Koplo (2019). Beberapa karya puisi dan esai dimuat di media online/cetak lokal maupun nasional. Memenangkan Green Literary Award (Jakarta, 2015) kini tinggal dan berkarya di Jl. Musi no 137, RT 02/RW 02, Dusun Gresikan, Desa Ngoro, Kec Ngoro, Kab Jombang, Jawa Timur kodepos: 61473. IG: @aditya_ardi_n.