KABUPATEN PANDEGLANG, biem.co — Virus corona atau Covid-19 yang sudah menelan banyak korban dan adanya larangan untuk keluar rumah ternyata berdampak buruk bagi para pedagang di Pasar Badak Pandeglang.
Pandemi virus corona yang terjadi di berbagai daerah benar-benar memukul ekonomi masyarakat, omzet penjualan bahkan turun drastis hingga 50 persen akibat isu virus ini.
“Bukan hanya separuh, tapi ini lebih, hingga 50 persen jualan turun setelah ramai wabah ini diumumkan,” ujar Andri, salah satu penjual emas di Pasar Badak Pandeglang, Kamis (19/03/2020).
Menurutnya, omzet penjualan turun dikarenakan orang-orang mengurangi aktivitas di luar rumah. Mereka membatasi diri di dalam rumahnya dan hanya keluar jika membutuhkan hal yang penting saja.
“Keadaan seperti ini sejak aktivitas warga dibatasi untuk memotong rantai penyebaran Covid-19,” kata Andri.
Sebelum Covid-19 muncul, omzet yang didapat dalam sehari diakui Andri mencapai Rp100 juta, akan tetapi setelah munculnya isu Covid-19 dan masyarakat membatasi aktivitas, ia hanya mendapatkan omzet Rp50 juta per hari.
“Harga masih stabil Rp700 ribu per gram. Tapi omzet menurun, biasanya Rp100 juta per hari, tapi sekarang hanya Rp50 juta per hari,” terangnya.
Sementara itu, Aceng salah seorang pedagang ayam potong mengatakan, imbas dari virus corona pun membuatnya harus mengalami penurunan omzet yang cukup tinggi. Sejak isu tersebut bergulir, pasar pun menjadi sepi pembeli.
“Biasa ramai, pas kemarin tanggal 16 masyarakat dilarang untuk aktivitas di luar rumah, pasar jadi sepi,” kata Aceng.
Ia menyebutkan, sebelum adanya virus corona ini dirinya bisa menjual ratusan ayam dalam sehari, tetapi sejak aktivitas masyarakat dibatasi, ayam potong yang ia jual berkurang. Padahal dikatakannya, harga ayam potong masih terbilang normal, yakni Rp30 ribu per kilogram.
“Biasanya sehari 700 ekor ayam, sekarang hanya 200 ekor. Padahal harga masih stabil, omzet berkurang 30 hingga 40 persen, ” terangnya. (sopian)