KOTA SERANG, biem.co — Sistem keamanan pada Sensus Penduduk (SP) 2020 online terletak pada individu atau keluarga yang bersangkutan, karena setiap individu yang mengakses SP 2020 Online diminta membuat password sendiri.
Badan Pusat Statistik (BPS) hanya mengakses data-data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil berupa wilayah tempat tinggal, umur dan sebagainya, sedangkan nama dan alamat serta NIK pada KTP, maupun pada KK (kartu keluarga) tidak diakses karena tidak diolah.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala BPS Provinsi Banten, Adhi Wiriana menjawab pernyataan dari beberapa pakar yang mengkhawatirkan adanya kebocoran data pada SP 2020.
“Jadi NIK dan KK sebagai data pribadi yang rahasia kami amankan dalam server Dukcapil,” ujarnya kepada biem.co saat dihubungi via WhatsApp, Kamis (20/02/2020).
Baca Juga
Adhi juga mengatakan alasan tidak mengolah nama, alamat serta NIK dan KK. Sebab tujuan dari sensus hanya untuk mendapatkan jumlah penduduk, distribusi/sebaran penduduk menurut wilayah, komposisi menurut umur, pendidikan serta status perkawinan serta parameter demografi seperti fertilitas, migrasi maupun mortalitas.
“Sehingga jika ada kebocoran data pribadi dapat dipastikan bukan bersumber dari BPS, tetapi bisa saja dari masing-masing pribadi yang tidak mengamankan password-nya, atau dari meretas server Kemendagri atau dari Dirjen Dukcapil,” ungkapnya.
Adhi menyontohkan, Australia yang sempat bermasalah pada sensus penduduktahun 2016 karena masalah mesin tabulasi.
“Australia yang sempat bermasalah pada sensus penduduknya tahun 2016 karena IBM (mesin tabulsi) tidak bisa menyediakan sistem IT yang aman serta masyarakat tidak bisa meng-entry datanya dalam sistem online,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan bila terjadi kecurangan atau ada yang berpura-pura menjadi petugas sensus door to door atau offline. Masyarakat bisa menyiasatinya dengan beberapa hal.
“Masyarakat dapat mengetahui petugas Sensus yang asli dengan cara, yang pertama menanyakan apakah ada surat tugas yang distempel dari BPS Kabupaten/kota; kedua ada tanda pengenal; ketiga petugas menggunakan rompi sensus warna biru tua; keempat membawa ransel petugas,” paparnya.
“Di samping itu, kami merekrut petugas tersebut dari desa/kelurahan setempat, kalau di Banten berjumlah sekitar 17 ribu orang sehingga jika diragukan bisa memanggil RT/RW setempat, tanyakan tempat tinggalnya dan bisa dilacak. Kita juga merekam database petugas, nomor anggota petugas, sehingga jika ada pertanyaan bisa dicek melalui nomor WA Center di Banten: 087736002020,” tandasnya. (iy)