biem.co – Mungkin Sobat biem pernah membaca unggahan mengenai fakta bahwa kecoa mengandung cacing yang mampu masuk ke permukaan kulit apabila kita menginjaknya. Dan sebagian dari kalian mungkin bertanya-tanya, apakah informasi tersebut benar adanya?
Dilansir dari detik.com, berita itu adalah hoaks yang telah lama beredar, tetapi kembali muncul ke permukaan.
Enam tahun lalu, dr Chabib Afwan yang saat itu menjabat sebagai Deputi Zoonosis Kementerian Koordinasi Kesejahteraan Rakyat RI memberikan pernyataan bahwa hal tersebut tidak benar.
“Saya belum pernah menemui ada literatur yang menyebutkan bahwa cacing bisa menginfeksi kecoa lalu menular ke manusia. Kabar tersebut perlu dilacak sumbernya. Kalau dari Kementerian Kesehatan baru bisa dipercaya,” sanggah dr Chabib Afwan kala itu.
Dikutip dari Departemen Entemologi University of Kentucky, memang ada cacing parasit yang bisa menginfeksi kecoa dengan sebutan horsehair worm alias cacing rambut kuda (Nematomorpha). Namun jenis cacing ini diketahui tidak menyerang manusia.
Cacing bisa saja masuk ke dalam tubuh kecoa mengingat kebiasaan kecoa hidup di tempat kotor. Sehingga timbul kemungkinan saat kita injak, cacing-cacing ini menyebar dan memasuki bagian kulit yang terluka juga menyebabkan infeksi pada tubuh kita.
Namun, jika kaki kita tidak memiliki luka, kecil kemungkinan cacing ini bisa masuk melalui kulit. Karena kulit manusia sendiri pada dasarnya mempunyai lapisan yang cukup kuat.
BMJ Best Practice menyatakan bahwa fakta infeksi yang sebenarnya disebabkan oleh cacing tambang (Ancylostoma) yang berbeda jenis dari cacing parasit rambut kuda di kecoa. Seseorang bisa berisiko terinfeksi cacing tambang bila jalan tanpa alas kaki di tanah yang tercemar kotoran hewan.
Nah, Sobat biem sudah paham kan fakta sebenarnya? Hati-hati dalam menyebarkan info kesehatan. Alih-alih memberi saran, kita malah menyebarkan hoaks. Jangan lupa banyak baca berita dari berbagai sumber! (rai)