Kabar

APPN Gelar Diskusi Pencegahan Radikalisme pada Era Digital

KOTA SERANG, biem.co — Pada era digital yang semakin maju serta kemudahan untuk mendapatkan informasi, rentan untuk menyebarkan informasi hoaks yang mudah disusupi radikalisme. Maka dari itu perlu adanya pemahaman yang baik.

Demikian dikatakan oleh Koordinator Aliansi Pemuda Peduli Negeri (APPN) Ikbal Laduni usai kegiatan dialog kebangsaan dalam pencegahan radikalisme di salah satu rumah makan di Kota Serang, Jumat, (13/12/2019).

“Diskusi ini sebagai bentuk edukasi kepada pemuda serta mahasiswa untuk lebih cerdas dalam menggunakan sebuah informasi yang sifatnya kepada tindakan radikalisme,” ujarnya.

Menurutnya di zaman kemudahan informasi ini, radikalisme dan terorisme lebih mudah mengarah kepada pemuda dan mahasiswa. Pasalnya, pemuda atau mahasiswa zaman sekarang lebih sering melakukan aktivitasnya di media sosial.

“Hal itu akan menjadi peluru bebas yang menyasar kepada para pemuda dan mahasiswa yang sering menggunakan media sosial,” katanya.

Selain itu, kata Ikbal, dari kebebasan mendapatkan informasi serta ketidakbijakan tersebut menjadi kekhawatiran akan menjadi mudah untuk melakukan penyusupan ajarannya.

“Demikian menjadi kekhawatiran tersendiri karena kebebasan serta tidak bijakan dalam penggunaan media sosial dapat menjadi celah dan dimanfaatkan oleh kelompok radikal dalam menyusupkan ajarannya,” jelasnya.

Kominfo Kota Serang, Rizki Ikhwan menyatakan peran mahasiswa zaman sekarang dalam mencegah radikalisme dan terorisme sangatlah berat.

“kita tentu tahu tentang mulutmu harimaumu, jaringmu adalah cakarmu. Apa artinya? Artiya adalah apapun yang kita lakukan terutama di media sosial bisa mengakibatkan hal-hal yang tidak dinginkan karenan minimnya pemahaman yang diterima sehingga dialog-dialog seperi ini sangat diperlukan, dimana bertemunya guru dengan murid secara langsung akan membangkitkan pemahaman,” ungkapnya.

Selain itu, Rizki menyampaikan untuk pencegahan radikalisme juga bisa dengan membangkitkanlah lagu-lagu nasionalisme.

“Lagu-lagu nasionalisme bisa menjadi alat mencegah radikalisme. Bisa dilakukan di lingkungan pendidikan, karena melalui itu akan membantu timbulnya jiwa-jiwa nasionalisme. Hal ini sederhana namun cukup bermakna dalam memunculkan rasa nasionalisme,” imbuhnya.

Sementara Sekretaris Program Studi MPI S3 UIN SMH Banten Ali Muhtarom dalam paparannya menyatakan Paham keagaman bukanlah otoritas kebenaran yang dimutlakkan. Karena paham agama tidak bisa dipaksakan kepada orang lain.

“Paham keagamaan itu seperti mahdzab, jadi tidak bisa dipaksakan kepada orang tertentu,” ujarnya.

Media dan perebutan otoritas kebenaran kunci dari pergerakan manusia masa depan di era revolusi industri adalah artificial intellegence. (iy)

Editor: Irwan Yusdiansyah

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button