biem.co – Penulis skenario kawakan Gina S Noer berhasil membawa pulang dua Piala Citra dalam Malam Anugerah Festival Film Indonesia (FFI) 2019 yang berlangsung Minggu (8/12/2019).
Bersama dengan Yandy Laurens, Gina dinobatkan sebagai Penulis Skenario Adaptasi Terbaik melalui film Keluarga Cemara.
Film Keluarga Cemara sendiri dirilis pertama kali di bioskop pada 3 Januari 2019. Selama penayangannya, film yang diangkat dari serial televisi legendaris tahun 90-an karya Arswendo Atmowiloto ini berhasil meraih lebih dari 1,6 juta penonton.
Film tersebut mengisahkan kisah keluarga sederhana yang penuh dengan kehangatan dan kasih sayang. Abah (Ringgo Agus Rahman), Emak (Nirina Zubir), Euis (Adisty Zara), dan Ara (Widuri Puteri) harus mengalami keadaan baru yang menimpa keluarga mereka.
“Saya dan Yandy pertama kali mendapatkan Piala Citra pada tahun 2012. Belajar dari Keluarga Cemara, saya dan Yandy belajar cara bagaimana mempunyai integritas dalam berkarya dan terus menjadi orang baik, dan itu amat sangat penting. Mudah-mudahan semangat Keluarga Cemara, kebaikan hati Mas Wendo bisa terus kita tiru,” ungkap Gina saat menerima Piala Citra untuk kategori tersebut.
Tak berhenti sampai di situ, kategori Penulis Skenario Asli Terbaik pun memenangkan Gina melalui film Dua Garis Biru yang telah ditulisnya selama 9 tahun itu.
Dua Garis Biru mengangkat kisah perjalanan cinta remaja antara Dara (Zara JKT48) dan Bima (Angga Yunanda). Bima dan Dara adalah sepasang kekasih yang masih duduk di bangku SMA. Pada usia 17 tahun, mereka nekat melakukan hubungan seksual di luar nikah.
Keduanya kemudian dihadapkan pada kehidupan yang tak terbayangkan bagi anak-anak seusia mereka, kehidupan sebagai orang tua.
Film yang berhasil menembus lebih dari dua juta penonton ini memang sempat menuai kontroversi. Namun, Dua Garis Biru dianggap memberikan ilustrasi pemahaman dan pembelajaran mengenai banyak hal, mulai dari hubungan keluarga, konsekuensi, dan tanggung jawab atas tindakan yang dilakukan, serta memahami pentingnya edukasi pendidikan seksual sejak dini.
“Kita tidak bisa menulis tanpa rasa percaya yang besar. Piala ini saya dedikasikan untuk orang-orang yang selalu percaya sama saya, terutama kedua orang tua saya. Mereka selalu percaya kepada saya yang tidak pernah memenangkan apa-apa di waktu kecil, dan rasa cinta itulah yang saya tuliskan di Dua Garis Biru. Kesalahan apapun yang kita perbuat, selalu ada kesempatan kedua,” pungkas Gina. (hh)