Kabar

Marak Anak Alami Gangguan Jiwa Akibat Gadget dan Game Online, Ini Tanggapan LPA Serang

KABUPATEN SERANG, biem.co – Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Serang soroti maraknya gangguan jiwa yang dialami anak di bawah umur, yang disebabkan oleh gadget dan game online.

Bahkan pihaknya pun menginginkan mengevaluasi Perda No 09 Tahun 2014  tentang Perlindungan Perempuan dan Anak, karena dinilai tidak begitu detail cara antisipasinya seperti apa.

Hal itu dikatakan Ketua LPA Kabupaten Serang, Titin Kholawiyah. Ia mengatakan, yang menjadi keprihatinan tersendiri baginya ialah banyaknya aduan setiap bulan dari masyarakat terkait banyak anak di bawah umur yang kecanduan gadget seperti game online dan pornografi.

“Aduan itu dipicu karena banyaknya anak mereka yang sudah tercandu game online dan pornografi, yang mengakibatkan si anak tersebut menjadi teriak teriak sendiri. Kedua kekakuan pada leher dan tertawa histeris, dan rata rata itu anak-anak SD, bahkan ada yang TK,” ujar Titin saat ditemui di kediamannya.

Lebih lanjut, seharusnya yang diedukasi saat ini bukan lagi anak, melainkan ialah ibunya yang merawat juga memperhatikan sehingga tidak membebaskan anak untuk bermain gadget, apalagi kepada game online.

“Bahkan yang lebih parah saat ini ialah seorang ibu sudah membelikan kuotanya untuk anak bermain game demi buah hati agar tidak rewel. Padahal kalau dilihat sangat tidak etis dan banyak negatifnya,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa kebanyakan ibu-ibu memberikan hp kepada anaknya agar anteng dan tidak rewel. Padahal itu salah, kan banyak cara lain, misal dengan membacakan puisi.

“Sekalipun mau dikasih handpone ke anaknya, harus didampingi dan dikasih batasan,” ujarnya.

Selain itu, dia menyebut, untuk memotong mata rantai kasus tersebut juga harus melalui pendidikan kedua orang tuanya, terutama ibu-ibu muda, karena mereka harus dibangun kesadaran, bahwa menikah punya tanggung jawab terhadap anak, jadi bukan hanya melahirkan.

“Kebanyakan akibat pernikahan dini, jadi ibu-ibu ini tidak siap, jadi anaknya dititipin, sedangkan dia kerja, jadi faktor pengasuhan. Untuk demikian saya berharap ada pendidikan buat orang tua. Selain itu juga peran dari tokoh agama juga penting agar sampai ke tingkat bawah,” pungkasnya. (Juanda)

Editor:

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button