KOTA SERANG, biem.co — Buta Aksara di Kota Serang sudah dibawah 2 persen dari total penduduk. Hal tersebut disampaikan oleh Sekertaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang, Nursalim usai menghadiri kegiatan peringatan Hari Aksara Internasional, di salah satu aula hotel di Kota Serang, Jumat (1/11/2019).
“Menurut keppres Nomor 5 Tahun 2013, angka toleransi bebas buta aksara disuatu wilayah itu 5 persen. Dan di Kota Serang sudah di bawah 2 persen banhkan 1 persen dan tahun ini masuk 0,5 persen. Jadi Kota Serang sudah bagus dalam memberantas buta aksara,” ujarnya.
Walaupun dilapangan ditemukan ada 150 orang (tahun lalu). Namun secara program, Pemerintah Kota Serang sudah berhasil.
“Kami mendengar dari teman-teman tahun lalu 150 orang yang masih buta aksara, dan kami lakukan penggarapan. Ternyata penambahan buta aksara itu disebakan oleh aksarawan baru. Aksarawan baru itu adalah orang yang sudah melek aksara karena tidak pernah digarap kemudian buta aksara kembali,” katanya.
Untuk meminimalisir aksarawan baru, Nursalim mengaku telah bekerja sama dengan Taman Baca Masyarakat (TBM).
“Nah untuk memperkuat dan menggalakannya kembali, kami bekerja sama dengan TBM-TBM yang ada,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Ia katakan buta aksara yang terjadi di Kota Serang didominasi oleh kerak buta aksara (usia tidak produktif). Sedangkan yang pada usia produktif sudah semua melek aksara.
“Dari 150 orang buta aksara yang disebutkan, itu tidak murni. Ada karena bertambah dari aksarawan baru dan kerak buta aksara,” tandasnya. (iy)