KABUPATEN SERANG, biem.co – Upaya Pemkab Serang untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) terus diupayakan, salah satunya melalui Kampanye Linfaskes atau cakupan persalinan di fasilitas kesehatan. Program tersebut merupakan salah satu cara untuk menyelamatkan AKI dan AKB.
“Kita juga sedang buat tim untuk penanganan dari tingkat kabupaten hingga tingkat desa,” kata Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, di Halaman Pendopo Kabupaten Serang, Rabu (09/10).
Tatu menjelaskan, Pemkab Serang membutuhkan komponen masyarakat yang sudah matang untuk sosialisasi secara masif kepada masyarakat.
“Tingginya tingkat kematian ibu dan bayi sudah ditetapkan kategori siaga satu, jadi kami tangani secara serius” tegas Tatu.
Ia juga menilai, ibu hamil harus peka terhadap kesehatan dan menjaga pola hidup sesuai aturan agar kandungannya terjaga sehingga tidak terkena hipertensi.
“Kami sudah sediakan tim kibla yang sudah berjalan. Mereka sudah gencar untuk sosialisasi persalinan dengan fasilitas kesehatan,” katanya.
Ia berharap, dengan adanya pendampingan secara khusus maka tidak ada lagi ibu hamil yang melahirkan melalui dukun. “Semoga dengan ini kematian ibu dan anak bisa segera menurun,” ucapnya.
Diketahui, penyebab kematian ibu dan bayi terdapat unsur langsung seperti, komplikasi saat kehamilan, pendarahan, infeksi, dan persalinan macet. Sedangkan, unsur yang tidak langsung adalah ibu hamil yang terkena penyakit menular seperti HIV AIDS, TBC, dan hipertensi.
“Ibu hamil harus ada yang mendampingi supaya anak dan ibunya bisa selamat,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, Dr. Sri Nurhayati mengatakan, warga sekitar memiliki peran yang penting untuk kerjasama dengan petugas kesehatan sebagai upaya meminimalisir kematian AKI dan AKB.
“Warga cukup membantu pola hidupnya agar terjaga. Jika menemukan kesulitan maka panggil petugas kesehatan terdekat,” ujarnya. (firo)