Sosok

Fitri Aulia Abdullah: Antara Suntikan Pasien dan Kuas Manten

biem.co – Wanita kelahiran Serang (31), Fitri Aulia Abdullah, yang lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti ini memiliki wasiat dari ayahnya sebelum memutuskan masuk sekolah kedokteran. Ayahnya mengatakan Fitri boleh menjadi seorang dokter namun jangan pernah memakan uang pasien sepeser pun. Hal inilah yang kemudian mengantarkannya menjadi seorang dokterpreuneur.

Ketika mendampingi kakak sepupu menikah, saya dipertemukan dengan seorang pemilik wedding organizer bernama Fitri Aulia Abdullah yang ternyata seorang dokter. Kala itu, tangan Fitri gemulai memoles wajah kakak sepupu saya. Karena gelar dokter yang tersisip di depan namanya, membuat banyak orang, termasuk saya, merasa heran dan juga takjub. Bagaimana bisa seorang dokter mampu merias wajah seorang pengantin perempuan sedemikian rupa.

Riasannya tak berbeda jauh dengan pengantin pada umumnya. Namun Fitri membawa sedikit perbedaan, sebab wedding organizer yang dimilikinya adalah wedding organizer syar’i dengan visi dan misi yang digaungkan yaitu healthy, beauty, and syar’i. Salah satunya adalah make up yang dipolesnya pada klien pengantin wanita tanpa cukur alis dan bulu mata palsu.

Selepas pernikahan kakak sepupu, saya mencoba mengontak Fitri untuk berbincang lebih jauh tentang wedding organizer dan bagaimana profesinya sekaligus sebagai seorang dokter.

“Kita ketemu di restoran saja ya, Dik,” kata Fitri lewat pesan singkat di WhatsApp.

Pada waktu yang sudah ditentukan, kami bertemu. Sama seperti pertemuan pertama kami yang singkat sebelumnya, Fitri Aulia Abdullah adalah sosok dokter muda yang ramah, cerewet, dan sangat hangat dalam menyambut siapapun. Jiwa sosialnya yang tinggi membuatnya tak pernah canggung dalam berinteraksi dengan orang baru sekali pun.

“Maaf ya, saya orangnya cerewet, banyak ngomong,” katanya, yang diucapkan beberapa kali saat kami berbincang. Suasana perbincangan jadi lebih hangat. Saya merasa seperti bertemu sahabat lama karena sikap ramah yang dimiliki Fitri.

Muslimah yang senang memakai gamis motif ini mulai bercerita. Sebelum masuk sekolah kedokteran, ayahnya sempat melarang habis-habisan niatnya tersebut. Sang ayah menyuruhnya untuk masuk ke Fakultas Ekonomi dan Bisnis agar kelak Fitri dapat menjadi penerus perusahaan keluarga. Fitri enggan, meski tak sampai menolak dengan kasar.

Tekadnya untuk masuk di Fakultas Kedokteran sangat kuat. Saat lulus dari SMA, ia mencoba daftar secara diam-diam dan diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Karena ia lolos seleksi di universitas ternama, ia membujuk ayahnya agar memberikan restu untuk sekolah kedokteran.

Bujukan demi bujukan Fitri lakukan. Sampai pada titik dimana ayahnya mengatakan bahwa ia boleh sekolah kedokteran namun tidak boleh terlalu jauh dari Kota Serang. Harapan Fitri sempat pupus sebab ia harus merelakan batal masuk universitas ternama di Indonesia, sekelas Gajah Mada. Namun ia tidak hilang jalan. Karena restu ayahnya untuk sekolah kedokteran sudah didapatkan, Fitri akhirnya memilih sekolah di Universitas Trisakti Jakarta.

Satu hari sebelum daftar ke Universitas Trisakti, ayah Fitri meminta satu syarat kepadanya.

“Ayah ngomong, kamu (Fitri) boleh sekolah kedokteran dan jadi dokter, tapi ayah minta kamu jangan makan uang pasien sepeser pun,” ujarnya menirukan gestur saat ayahnya berkata demikian.

Fitri menambahkan, menurut ayahnya, dokter saat ini adalah gelar yang berorientasi dengan materi. Banyak calon dokter yang ingin menjadi seorang dokter karena melihat materinya, bukan keinginan kuat untuk menjadi penolong bagi orang lain.

“Saya sempat bingung, untuk apa saya jadi dokter kalau tidak boleh makan uang pasien. Tapi karena wasiat ayah saya itulah, saya menggali potensi diri lebih dalam. Saya suka make up tapi yang soft, beberapa kali juga saya sempat memoles wajah teman-teman saya saat wisuda.  Saya juga senang menggambar atau desain-desain gaun dan gamis gitu. Akhirnya setelah dua tahun menikah, karena suami saya juga hobi fotografi, kita sepakat untuk memulai usaha wedding organizer. Saya yang bagian rias dan desain gaun pengantin, suami bagian foto,” tutur dokter yang pernah koas di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tangerang ini.

Editor:
1 2Next page

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button