Kabar

Mahasiswa Unsera Raih Runner-Up di INTEC 2019

KOTA SERANG, biem.co — Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial, Ilmu Poitik dan Hukum, Universitas Serang Raya (Unsera) semester tujuh, Kurnia Al Fandi meraih prestasi juara dua dalam ajang National Essay Competition (INTEC) 2019 yang diselenggarakan oleh IEEE UB Student Branch Universitas Brawijaya pada 20-22 September 2019 lalu.

Acara tersebut mengusung tema besar Inovasi Teknologi untuk Mewujudkan Era Industri 4.0 dengan sub tema Agrokompleks, Kesehatan, Edukasi/Pendidikan, Layanan dan Fasilitas Publik dan Smart Factory.

Dalam kompetisi ini peserta bersifat perorangan. Kurnia Al Fandi meraih juara dua dengan gagasannya mengenai Mobile Museum atau Museum Keliling berbasis teknologi.

Total peserta yang mengikuti ajang tersebut berjumlah 23 peserta dari 7 Provinsi dengan urutan juara sebagai berikut:

Juara 1 Universitas Brawijaya

Juara 2 Universitas Serang Raya

Juara 3 Institut Teknologi Bandung

Best Innovation: Universitas Udayana Bali

Best Paper: Universitas Dian Nuswantoro

Gagasan Mobile Museum ini dibuat dari bulan Agustus tahun 2018 dan baru rampung atau pematangan konsep satu bulan yang lalu.

“Berawal dari kesukaan saya terhadap hal-hal yang berkaitan dengan sejarah, terkhusus museum. Walaupun bertolak belakang dengan latar belakang pendidikan yang ditempuh. Saya bertekad untuk mewujudkan gagasan Mobile Museum,” jelas Kurnia.

Saat ini banyak masyarakat yang masih jarang bahkan belum pernah menikmati fasilitas kekayaan informasi mengenai sejarah dan keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia. Hal tersebut yang mendasari Kurnia Al Fandi mengangkat gagasan essay yang berjudul Mobile Museum: Museum Keliling Berbasis Teknologi.

“Memang, sebelumnya belum terpikirkan untuk melombakan gagasan ini, karena tujuan saya saat itu adalah karena banyaknya masyarakat,pelajar dan anak-anak di pedesaan terutama di wilayah Kota Serang maupun Banten, sangat jarang menikmati fasilitas publik seperti museum ini. Padahal sejatinya, museum merupakan pusat pendidikan sejarah dan juga tempat penyimpanan artefak budaya nasional. Selain juga, museum yang sering dianggap tempat yang menyeramkan dan tidak menawarkan kesenangan serta keasyikan (joy and pleasure),” tambahnya.

Benda-benda museum yang mudah rusak juga merupakan salah satu alasan kenapa mobile museum ini digagas. Dengan berbagai alasan tersebut, maka diharapkan mobile museum ini menjadi jawaban atas permasalahan-permasalahan tersebut. Ini bukti bahwa Unsera mampu berkompetitif dengan universitas besar lainnya.

“Harapan saya semoga ini adalah langkah awal saya untuk bisa terus membawa nama baik universitas. Serta sangat diharapkan juga pemerintah kota maupun provinsi untuk segera membantu merealisasikan gagasan ini. Karena sebuah gagasan yang berawal dari imajinasi dan mimpi akan terbuang percuma kalau tidak dibarengi dengan sinergi dan upaya untuk mewujudkan ide ini,” tandasnya. (*/iy).

Editor: Redaksi

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button