KABUPATEN SERANG, biem.co — Musim kemarau yang melanda wilayah Kabupaten Serang menyebabkan jumlah lahan yang kekeringan semakin meluas. Pada bulan Agustus 2019, sebanyak 2.000 hektar lahan pertanian kering, 140 hektar diantaranya puso dan gagal panen.
Namun per 13 September 2019, jumlah tersebut terus bertambah hingga mencapai 4.537,5 hektar, dimana 359,5 hektar lahan mengalami puso dan gagal panen.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Serang, Zaldi Dhuhana mengatakan lahan pertanian akibat kemarau terus bertambah, ditambah tidak ada hujan turun berdampak pada lahan pertanian.
Dikatakan Zaldi, kemarau yang menyebabkan lahan puso bisa berdampak pada menurunnya target produksi padi.
“Jika kemarau masih berlanjut, tanaman padi yang puso dipastikan bakal bertambah. Banyak sawah yang kekeringan juga di Kabupaten Serang selama musim kemarau akibat sumber mata air dari irigasi kering, ditambah buka tutup Bendungan Pamarayan akan menyebabkan lahan pertanian yang terdampak kemarau semakin meluas,” ujarnya, Senin (16/9/2019).
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Serang Dadang Hermawan mengatakan perubahan pola tanam dan pengaturan distribusi air dapat mencegah petani mengalami gagal panen akibat kekeringan.
“Saat ini, Komisi Irigasi dan Dinas Pertanian sedang menyusun jadwal pola tanam padi tahun 2019-2020. Hal itu dilakukan menyikapi kekeringan yang masih terjadi, karena itu kemungkinan jadwal tanam akan bergeser dari waktu normal. Karena informasi dari BMKG ada pergeseran,” tandasnya. (firo/red)