Film & Musik

Tiga Fakta Menarik Film ‘Kapal Goyang Kapten’

biem.co — Film Kapal Goyang Kapten sudah tayang di seluruh bioskop Indonesia sejak 5 September 2019.

Dalam film ini, Roni Parini sebagai produser bersama-sama menggarap film dengan Raymond Handaya sebagai sutradara sekaligus produser. Sedangkan untuk penulis skenario dipercayakan pada Muhadkly Acho dan Awwe.

Berencana menonton Kapal Goyang Kapten pekan ini? Berikut tiga fakta menarik film Kapal Goyang Kapten.

Proses Syuting Seluruhnya Dilakukan di Maluku

Diketahui, proses produksi film Kapal Goyang Kapten menghabiskan waktu 18 hari syuting. Semua lokasi yang digunakan berada di Provinsi Maluku, tepatnya di Pulau Ambon dan di Kepulauan Tual, Maluku Tenggara.

Dipilihnya Maluku lantaran terdapat banyak pulau dan pantai yang indah, sehingga cocok dengan kebutuhan lokasi yang ada dalam skenario film ini.

Selain itu, film ini disebut ingin memperlihatkan bahwa masih banyak tempat-tempat indah yang ada di Indonesia.

Meski Indah, Lokasi Menjadi Kendala

Proses syuting secara garis besar cukup menantang karena setiap hari para pemain dan kru harus naik kapal kecil dari pelabuhan menuju ke sebuah pulau kosong. Yang mana pulau kosong yang digunakan dalam syuting film ini benar-benar kosong tidak berpenghuni.

Berada di pulau yang kosong dan keharusan bolak-balik dengan kapal kecil setiap hari sempat menjadi kendala bagi para pemain maupun kru di awaI-awal syuting, karena tidak semua orang bisa berenang.

Bahkan, tidak semua orang juga terbiasa naik perahu kecil, begitu pula menghadapi suasana laut. Tapi seiring berjalannya waktu, perlahan hal ini mulai teratasi karena keindahan tempatnya dan keakraban diantara kru dan pemain membuat semuanya perlahan sirna

Tiga Pembajak Konyol Membuat Rusuh

Dalam Kapal Goyang Kapten, diceritakan tiga pembajak itu punya latar belakang berbeda. Daniel yang diperankan oleh Ge Pamungkas, ingin membuktikan pada orang tuanya bahwa dia yang selama ini dimanjakan di tengah keluarga mapan juga bisa bekerja.

Lalu, Cakka (Muhadkly Acho) terpaksa jadi pembajak karena butuh uang untuk ibunya yang sakit, sementara Bertus (Mamat Alkatiri) adalah pengangguran.

Gara-gara kebodohan dan kekonyolan mereka, kapal berisi barang rampasan dan turis lokal itu justru tenggelam.

Mereka semua terdampar di sebuah pulau kosong bersama nahkoda Kapten Gomgom (Beba Cabita) dan sandera yang melakukan perlawanan, diperankan oleh Yuki Kato, Arief Didu, Asri Welas hingga Romaria Simbolon. (hh)

Editor: Redaksi

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button