Kabar

Sentra Emping Jadi Tamu di Rumah Sendiri, Kok Bisa?

KABUPATEN SERANG, biem.co — Menurut Wikipedia, emping adalah sejenis makanan ringan yang terbuat dengan cara menghancurkan bahan baku (biasanya terbuat dari biji melinjo) hingga halus kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari.

Pembuatan emping melinjo diawali dengan menyangrai melinjo, kemudian dikupas dan ditipiskan dengan sejenis palu dari batu.

Biasanya, emping juga disertakan dalam penyajian bubur, gado-gado, ketoprak, dan lain sebagainya. Sebagai makanan ringan yang berdiri sendiri, emping juga dijual dalam bentuk emping balado dan banyak rasa lainnya.

Makanan ini banyak dihasilkan oleh pengusaha kecil. Biasanya emping melinjo diproduksi oleh industri daerah, misalnya di Banten. Selain pasar dalam negeri yang bagus, sejak tahun 2010, emping melinjo khas Banten sudah menembus pasar ekspor. Pelopor pasar ekspor emping melinjo khas Banten ini adalah CV Naufan Putera.

Pada pengiriman pertamanya, CV Naufan Putera mengeskspor emping mentah ke Uni Emirat Arab (UEA) dengan jumlah permintaan seberat 15 ton dan jenis emping ceplis dalam kemasan 500 gram ke Korea Selatan seberat 4 ton.

Emping-emping ini diambil dari perajin yang tersebar di lima wilayah, yaitu Cilegon, Ciwandan, Mancak, Waringinkurung dan Bojonegara. Emping sebagian juga diekspor ke Timur Tengah dan Amerika Serikat.

Selain itu, untuk diketahui, bahwa penyuplai emping untuk ekspor dari Banten salah satunya berasal dari Kecamatan Mancak.

Ada berbagai macam hal yang membuat sentra emping di Banten malah menjadi tamu di rumah sendiri. Hal demikian itu dibahas dalam Seminar Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Membangun Jiwa Kewirausahaan Menuju Kabupaten Unggul dengan tema ‘Sentra Emping Jadi Tamu di Rumah Sendiri’ pada acara perpisahan mahasiswa KKM Tematik Universitas Banten Jaya (Unbaja) di Gedung PGRI Kecamatan Mancak, Sabtu (31/8/2019).

Kepala Bidang Usaha Mikro Diskoperindag Kabupaten Serang Vita Agustin mengatakan, produksi dan strategi pemasaran yang belum maksimal untuk terus berkembang menjadi salah satu faktor yang menghambat perkembangan sentra emping itu sendiri.

“Pemasaran di mana pun tidak masalah. Tidak menyalahi. Kami memfasilitasi yang dibutuhkan masyarakat dalam mengelola usaha emping. Namun kembali lagi kepada masyarakatnya, mau terus dikembangkan atau tidak,” ujarnya.

Seminar ini pun merupakan batu loncatan bagi hal-hal apa saja yang menghambat perkembangan industri UMKM Kecamatan Mancak, terutama sentra emping yang seharusnya tidak hanya jadi tamu di rumah sendiri, akan tetapi menjadi tuan rumah yang dapat menyejahterakan penghuninya.

Di sisi lain, Pasar Emping yang menjadi satu-satunya di Banten atau bahkan di Indonesia—yang terdapat di Kecamatan Mancak—kini tidak lagi berfungsi dan terbengkalai.

“Adapun, pengrajin Emping yang ada di Kecamatan Mancak yang diambil kota lain. Kasus-kasusnya bukan emping lagi, tapi melinjonya yang dijual ke Jogja dan kami stop untuk pengiriman itu. Dan diusahakan untuk tahun depan akan diadakan acara-acara untuk mengembangkan usaha emping di Pasar Emping yang ada di Kecamatan Mancak,” ungkap Vita.

Hal senada disampaikan Dosen Unbaja Achmad Syarifudin Bisri. Ia menyampaikan bahwa pemasaran merupakan hak UMKM dalam pengelolaannya.

“Strategi pemasaran itu hak UMKM, bisa kepada pengepul atau dijual sendiri di media sosial atau buka lapak dan lain sebagainya. Jadi peran startegi UMKM-nya itu sendiri cukup berpengaruh terhadap perkembangan usaha dan daerah sekitarnya,” pungkasnya.

Untuk diketahui, sentra Emping di Kecamatan Mancak banyak mengalami hambatan, salah satunya karena produksi emping atau bahan bakunya dikirim ke kota-kota tetangga. Hal ini yang membuat kota tetangga menjadi incaran investor negara asing untuk selanjutnya melakukan ekspor emping ke berbagai negara.

Kendati demikian, sentra Emping di Kecamatan Mancak justru hanya menjadi tamu guna menyejahterakan kota-kota tetangga tersebut. (susi/red)

Editor: Yulia

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button