KOTA SERANG, biem.co — Forum Komunikasi Pemuda Wilayah Banten melakukan Dialog Publik dengan mengusung tema ‘Pengangguran Meluas, Apakah Pekerjaan Terbatas?’ yang berlokasi di Rumah Makan Rest Area 312 lounge Ciwaru, Serang, Sabtu (24/8/2019).
Acara ini menghadirkan tiga pembicara dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Serang.
Ketua Pelaksana, Rofiq Hidayat mengucapakan terima kasih kepada para peserta yang berkenan ikut berpartisipasi dalam dialog publik tersebut.
“Saya sangat berterima kasih karena teman-teman dapat membersamai dalam kegitan ini dan sadar akan masih banyaknya pengangguran. Berdasarkan data dari media online dalam job fair, ada 11 ribu yang mendaftar. Ini perlu kita soroti, dan kita langsung undang Disnakertrans Kota Serang untuk melakukan dialog publik,” ungkapnya.
Sementara Agung Setia Budi, Koordinator Forum Komunikasi Pemuda Banten menyampaikan awal mula dialog publik ini digelar.
“Kegiatan ini kita awali dialog dengan Disnakertrans, karena banyaknya pengangguran di Kota Serang. Minimalnya setelah ini, tidak banyak lagi pengangguran di Kota Serang dan kita akan berikan rekomendasi soal itu,” ujar Agung.
Agung pun berharap agar acara ini bisa memberikan pengetahuan dengan jelas terkait fakta pengangguran dan tenaga kerja.
“Semoga kita semua sepulangnya dari sini mendapatkan pengetahuan yang lebih atau bahkan mampu menjembatani. Forum kita ini untuk menanyakan faktanya tidak lagi katanya, semoga kita bisa menangkap hal-hal yang positif,” tuturnya.
Dalam diskusi itu, salah satu pembicara, Kabid Penta Disnakertrans Kota Serang Sumiarsih menyampaikan soal pengangguran dan ketenagakerjaan.
“Bahwa Pemerintah Kota Serang tidak tinggal diam dan dicantumkan dalam rencana kerja tahunan, yakni penurunan angka pengangguran di Kota Serang. Mudah-mudahan sedikit demi sedikit mengurangi pengangguran dan permasalahan sosial,” ujarnya.
Sumiarsih melanjutkan, bahwa bidang Penta ingin membantu mendorong masyarakat dalam hal menempatkan atau menyajikan data terkait ketenagakerjaan.
“Lapangan kerja itu tidak hanya di bidang tenaga kerja formal, di luar yang formal kita ciptakan, misalnya dengan pelatihan-pelatihan, karena kita sadari antara pencari tenaga kerja dan pengguna tenaga kerja masih belum berimbang,” pungkasnya. (susi/red)