KOTA SERANG, biem.co — Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menggelar kuliah umum di auditorium Untirta, Sabtu, (24/8/2019) kemarin.
Kegiatan yang dibuka oleh rektor Untirta, Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd itu mengangkat tema ‘Fungsi hukum dalam menghadapi tantangan global’ dengan menghadirkan narasumber Prof. Dr. H. Johni Najwan, SH, MH, Ph.D yang merupakan rektor Universitas Jambi.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, para Guru Besar Untirta, Dekan Fakultas Hukum Dr. H. Aan Asphianto, S.Si, SH, MH, direktur Pascasarjana Dr. H. Suherman, M. Pd, para kaprodi dan ketua jurusan se-Untirta serta para dosen Hukum dan undangan.
Ketua prodi Magister ilmu Hukum Untirta, Azmi Polem saat ditemui awak biem.co usai kegiatan berlangsung menyampaikan rasa bahagianya melihat antusias peserta yang hadir.
“Lebih dari 200 peserta yang terdiri dari dosen serta para mahasiswa baik S1 maupun S2 hukum Untirta hadir, saya senang melihatnya, diskusi tadi pun terasa begitu hangat,” katanya.
Lebih lanjut Azmi menuturkan, dalam kegiatan tersebut, Prof Johni menjelaskan mengenai fungsi hukum untuk memberikan perlindungan terhadap kepentingan publik, kepentingan sosial dan termasuk kepentingan individu (privat).
Dimana, berbicara hukum tentu akan berbicara keadilan yang sebenarnya telah bersumber pada tata nilai yang ada dalam Al-Qur’an yang sangat penting untuk dipahami.
“Salah satunya terdapat dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 58, yang berisi tentang pentingnya keadilan dengan menyuruh manusia untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan berlaku adil dalam menetapkan hukum dan menghukum diantara manusia,” ungkapnya.
Keadilan yang diharapkan di sini, lanjut Kaprodi Magister Ilmu Hukum yang juga sebagai moderator kuliah umum tersebut, bukan keadilan yang menginjak-ngijak hukum itu sendiri dengan mempraktekkan kekuasaan yang absolut dan korup.
“Tapi keadilan yang dimaksudkan adalah keadilan yang berketuhanan, berperikemanusiaan, bermoral dan keadilan berperadaban,” imbuhnya dari esensi yang dipaparkan Prof. Johni.
Selain itu, lanjutnya, Prof. Johni menyampaikan ke depan agar Indonesia segera mempersiapkan diri untuk membuat produk hukum yang baik, untuk menjalankan fungsi hukum dalam menghadapi tantangan global yang sangat kompleksitas.
Terkait dengan itu, Johni menyampaikan bahwa salah satunya seperti KUHP yang digunakan di Indonesia saat ini, itu merupakan produk 2 abad lebih lalu yang bersumber dari Perancis kemudian ke Belanda, dan dipakai di Indonesia.
“Karena itu kita harus segera membuat produk hukum yang baru yang lebih baik, untuk dapat menjawab tantangan global,”
“Sebab pembangunan atau perkembangan hukum suatu negara sangat dipengaruhi oleh perkembangan kemajuan suatu bangsa, kalau pemikiran suatu bangsa maju dan berkembang, maka kemajuan dan perkembangan hukum pula akan maju dan berkembang,” sambungnya.
Oleh karena itu, mengacu dari yang dikemukakan oleh Prof Johni, Azmi berharap cita-cita hukum Indonesia harus benar-benar mewujudkan keadilan yang berperikemanusiaan, bermoral dan beradab.
“Hukum sejatinya untuk membangun dan melindungi manusia. Berfungsinya hukum dengan baik tentunya dapat menjawab tantangan global yang semakin hari semakin meningkat,” tuturnya.
Di samping itu, Ia berharap agar muatan hukum dalam kitab suci dapat diambil untuk dimasukkan menjadi materi muatan peraturan perundang-undangan yang kemudian menjadi hukum positif.
“Hal itu dapat menjaga atau melindungi segala hak dan pendukung segala kewajiban. Antar hubungan subjek hukum dengan objek-objek hukum,” tandasnya.
Baca Juga
Sementara itu, salah satu peserta yang merupakan mahasiswa magister ilmu hukum Untirta, Ucu Sumarna mengatakan bersyukur ikut ambil bagian sebagai peserta dari kegiatan kuliah umum yang diadakan.
“Banyak ilmu yang didapatkan, salah satunya jadi semakin paham akan pentingnya fungsi hukum dalam kehidupan ini, jadi semakin siap untuk menghadapi tantangan ke depan,” ujarnya.
Senada dengan Ucu, Ahmad Jayani mengaku bahagia dapat mengikuti kegiatan tersebut.
“Saya bersyukur, bahagia bisa ikut kegiatan yang sangat luar biasa ini. Banyak ilmu yang didapatkan apalagi diskusinya sangat cair antara narasumber dan peserta yang membuka cakrawala berpikir saya,” pungkasnya. (Eys)