KOTA SERANG, biem.co – Serang Fair yang merupakan rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Serang yang ke-12, dianggap Pemerintah Kota (Pemkot) Serang sebagai ajang sosialisasi kepada masyarakat terutama memperlihatkan apa saja pembangunan yang sudah dicapai oleh Pemkot Serang serta bisa menarik investor.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Serang, Syafrudin kepada awak media dalam kegiatan lain pada hari Rabu, (21/8/2019) siang.
“Harapan yang paling utama adalah bisa menarik investor ke Kota Serang, sehingga Kota Serang bisa terbantu oleh investor untuk membangun Kota Serang,” kata Syafrudin kepada awak media saat ditemui di kantor DPUPR Kota Serang, Rabu (21/8).
Menurutnya, dari kegiatan yang berlangsung di Alun-alun Barat, Kota Serang pada 22-26 Agustus 2019 tersebut tidak hanya membuka investor dari daerah saja melainkan dari asing pun dirinya akan mendukung dan mempermudah perijinannya.
“Tidak ada batasan untuk investor, mau asing atau lokal silahkan datang ke sini (Kota Serang),” katanya.
Diwawancarai terpisah, Dinas Perdagangan Industri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperdaginkopukm) Kota Serang Yoyo Wicahyono menargetkan Rp10 miliar transaksi dari pengunjung yang datang ke acara Serang Fair pada 22 hingga 26 Agustus mendatang.
Sementara pada tahun lalu, transaksi pengunjung hanya sekitar Rp 9 miliar. Melalui blok khusus untuk pengembang perumahan, ia optimis bisa mencapai target. Karena menurutnya, itulah yang mendongkrak transaksi selama pameran berlangsung.
“Kemarin itu terhitung Rp9 miliar, semoga tahun ini transaksi bisa mencapai lebih dari Rp10 miliar,” ujar Yoyo saat ditemui kru biem di lokasi pameran pada Kamis, (22/8/2019).
“Targetnya itu memang diatas dari Rp10 miliar transaksi di tahun ini. Nanti ada blok khusus bagi pengembang perumahan, kan itu yang mendongkrak transaksi,” lanjutnya.
Sempat dicanangkan Pemkot Serang melalui Disperdaginkopukm akan menyosialisasikan gerakan non tunai pada kegiatan Serang Fair tersebut dengan tujuan untuk membiasakan masyarakat Kota Serang untuk melakukan transaksi menggunakan uang elektronik atau non tunai. Dengan mengunduh aplikasi dari vendor yang telah bekerjasama.
Namun nampaknya rencana gerakan non tunai tersebut bukanlah hal mudah untuk diterapkan, karena minimnya persiapan serta masyarakat yang belum siap untuk melakukan transaksi secara non tunai.
“Dari masyarakatnya juga keliatan belum siap, karena harus beli kartu dan segala macem,” tandasnya. (iqbal).