JAKARTA, biem.co — Coffee Lab KAG kembali berkolaborasi dengan berbagai komunitas untuk memperkenalkan Specialty Coffee dari Indonesia. Mitra komunitas kali ini adalah Perhimpunan Sastrawan Budayawan Negara Serumpun (PSBNS) yang mengajak 70 sastrawan negara serumpun: Indonesia, Malaysia, Singapore, Brunei, dan Thailand.
Pertemuan yang mengusung tema ‘Sastra, Perbukuan, Kreativitas dan Kopi bagi Generasi Muda’ ini lahir dari kepedulian terhadap berubahnya perilaku manusia dalam membaca buku, dari buku cetak menjadi buku elektronik.
PSBNS juga mengangkat tema ini karena gaya hidup sastrawan seringkali dituntut untuk memiliki kreativitas tinggi dalam menelurkan karya, dimana budaya minum kopi juga turut membantu meningkatkan produktivitas para sastrawan.
“Minum kopi adalah gaya hidup yang paling erat kaitannya dengan produktivitas para sastrawan. Keterlibatan Kapal Api Global dalam pertemuan sastrawan negara serumpun ini, sangat kami hargai dan kami berikan apresiasi sebesar-besarnya,” kata Free Hearty, Ketua dan Founder PSBNS, dalam keterangannya.
Pangesti Bernardus, Head of Corporate Communication KAG mengatakan sebagai market leader, penikmat kopi produksi Kapal Api sangatlah beragam profesinya, termasuk dari kalangan sastrawan dan milenial.
“Inilah alasan kami mendukung penuh acara ini, karena budaya minum kopi tidak hanya dimiliki oleh kalangan tertentu saja, tapi sudah menjadi bagian dari kebudayaan Indonesia secara keseluruhan. Kalimat ‘ngopi yuk’ bahkan sering digunakan sebagai istilah untuk menggantikan ajakan untuk berkomunikasi dan bersosialisasi,” ujar Pangesti.
Menurutnya, budaya ‘ngopi’ sangat kental di Indonesia, terlebih karena Indonesia adalah salah satu penghasil biji kopi terbaik di dunia.
“Tentu kita masih ingat, kerap kali minum secangkir kopi disebut dengan istilah a cup of java, karena begitu dikenalnya kopi Indonesia sebagai kopi terbaik di dunia,” pungkasnya. (hh)
Sastrawan Eksil Indonesia Asahan Alham Aidit Meninggal di Belanda… https://ayobandung.com/read/2020/11/06/149774/sastrawan-eksil-indonesia-asahan-alham-aidit-meninggal-di-belanda