biem.co – Peristiwa pemadaman listrik pada 4 Agustus yang melanda sebagian besar Pulau Jawa masih menuai kritik dari berbagai kalangan, sejarawan JJ Rizal salah satunya. Ia menilai, PT PLN selaku pihak yang bertanggung jawab tidak memikirkan masyarakat.
“Saya kaget lihat berita PLN menyatakan bagi para korban akibat pemadaman listrik untuk ikhlas. Saya pikir PLN ini institusi negara, pejabat negara, bukan pemuka agama,” katanya di dalam acara Indonesia Lawyers Club tvOne, dengan tema ‘Listrik Mati, PLN Dihujat’, Selasa (6/8/2019).
“Masa saya diajarin ikhlas. Kalau ikhlas ya saya pasti ikhlas lah. Tapi saya ingin dengar seorang pejabat negara bicara bertanggung jawab,” sambungnya.
Ia juga menyebut, pihak PLN tidak menyampaikan respon yang baik dan komunikatif terhadap masyarakat. Seperti, kata dia, menyalahkan pohon sengon dan layangan sebagai penyebab mati listrik tersebut.
“Jadi saya kaget ketika banyak orang jadi korban PLN bikin jawaban itu yang ajaib-ajaib,” ungkap pria bertopi itu.
Lebih dari itu, pria kelahiran Jakarta ini juga mengomentari sikap PLN yang sangat bertolak belakang apabila menemukan masyarakatnya yang memiliki kesalahan. Ia menceritakan sesaat terjadi kesalahan yang dituduhkan kepadanya sesaat membuka segel PLN dirumahnya, dan berakhir pembayaran denda sebesar 28 Juta rupiah.
“Jadi bayangkan ada dua hal yang menurut saya seperti bumi dengan langit. Waktu PLN membuat masalah PLN ya itu tidak seperti ketika PLN menemukan masyarakat punya salah,” kesal pria yang sudah kehilangan 43 ikan koi ini.
Lebih dari itu, ia menilai saat ini para pejabat termasuk PLN yang notabene Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak seperti para pendiri bangsa yang bertanggungjawab.
“Pemimpin hari ini di negara kita banyak, pejabatnya banyak, tapi pemimpin yang bertanggung jawab yang peduli, yang mengasihi itu (susah). Lebih gampang nyari kuntilanak daripada mencari orang yang kaya begitu,” pungkasnya. (Muhammad Fajar Aditya)