Teknologi

Instagram Uji Coba Fitur Tanpa ‘Like’ di Banyak Negara

biem.co — Dibalik kecanggihan teknologi, banyak pula nilai-nilai yang akan ditinggalkan. Salah satunya pengaruh media sosial yang sangat digandrungi abad ini, Instagram.

Demi jumlah ‘like’, banyak pengguna yang tak fokus kepada nilai kualitas foto dan video yang dibagikan. Hal ini berlanjut kepada keadaan kesehatan mental pengguna, dan berlanjut pada penghapusan fitur ‘like’.

Instagram telah memulai uji coba fitur tanpa like ini sejak Mei lalu di Kanada dan Juli di Australia. Selanjutnya akan diujikan ke lima negara lainnya seperti Irlandia, Italia, Jepang, Brasil, dan Selandia Baru, seperti dilaporkan Detik.

Bukan tanpa alasan, menurut Instagram, hal itu dilakukan dalam rangka menghilangkan tekanan bagi pengguna tentang jumlah like dan kecemasan mengenai popularitas.

“Kami ingin teman Anda fokus pada foto dan video yang Anda bagi, bukan seberapa banyak like yang mereka dapat,” tulis Instagram.

Hal ini tentu memberikan pro dan kontra di kalangan warganet. Banyak yang menyambut baik, terutama para generasi muda terkait kesehatan mental.

Pada 2017, para peneliti di Inggris menemukan bahwa Instagram menjadi media sosial yang paling buruk bagi kesehatan mental anak-anak muda usia 14-24 tahun.

Penelitian di Pew Research Centre di Washington D.C, Amerika Serikat juga pada tahun 2018 dan menemukan 37 persen anak-anak muda merasa “tertekan” untuk mendapat like dan comment yang banyak. Salah satunya dengan seolah mempertontonkan keadaan tertentu seperti kemewahan, juga menjadi perbandingan yang merusak kejiwaan mereka.

Lebih dari pada itu, sesuai dengan tujuan utamanya, Instagram adalah media untuk penggunanya dapat menuangkan kreatifitas berupa foto dan video dan menampilkannya kepada publik dunia.

“Kita paham bahwa pengguna menggunakan Instagram untuk mengekspresikan diri mereka dan menjadi kreatif,” ujar Mia Garlick, Direktur Kebijakan Publik Untuk Facebook dan Instagram di Australia dan Selandia Baru.

“Kita ingin meyakinkan bahwa pengguna tidak merasa harus menyukai unggahan tertentu karena sudah banyak yang menyukainya dan mereka juga tidak seharusnya merasa perlu mengunggah foto atau video hanya untuk mendapat ‘like’,” tambahnya, seperti dikutip dari Tempo, Selasa (30/07/2019).

Pengguna yang menggunakan akun bisnis, seperti sosok influencer dan produk, masih bisa mengakses halaman insight untuk mengetahui berapa banyak like yang mereka terima.

Nantinya hanya akan muncul like by, satu pengguna yang memberi like dan other. (rai)

Editor: Yulia

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button