Pantai Suweru
ada yang ragu
berebut pergi
pun ada yang ragu
berebut kembali
udara beku
adalah pekabar nasib
tentang bapak yang berburu
dan Ibu yang menunggu
suara laut
berkabar jauh di telingaku
ada pergi ada kembali
hidup yang melingkar
adalah dansa dan sepi
Rumah di Ujung Dusun
ingin kubangun sebuah rumah
di ujung dusun
di sisi hutan yang menyesap
aroma cendana
di tepi kali yang jernih
—yang airnya memberi warna pagi
kita menikah, punya anak
dan mengasuhnya hingga dewasa
setiap purnama
kita duduk di pelataran,
diaromai kemerisik angin
dan desir jantung kita
yang menjaga degup hidup
kita akan menua di ujung dusun itu
dan dikenang
cucu-cucu kita yang berlarian
di antara pohon-pohon cendana.
Pati, Kota 2017
Baca Juga
Subuh
subuh sesepi surau
aku masih berdiri
kau memilih pergi
subuh masih sepi
cahaya bulan mengapung
di langit
seperti warna surga
Lanskap Sebuah Kota
pagi telah tiba dengan tergesa
aku tenggelam dalam hangat matahari
menggambarkan hidup yang sendiri
lalu petang cepat datang
sepasang muda-mudi bergandengan
menyebrangi jembatan dan taman
melewati pertokoan dan sungai
mengabarkan kenangan yang menyimpan cerita
sedih dan bahagia
di waktu dini hari
jalanan gelap dan hujan datang
orang-orang salah mengira cuaca
yang lebih dingin dari kemarin
Niam At-Majha, bernama asli Khoirun Niam lahir dan tinggal di Bumi Mina Tani Pati. Menulis novel dan puisi. Dan menulis buku puisi bersama Dari Dam Sengon Ke Jembatan Panengel (Dewan Kesenian Kudus 2013) Solo Dalam Puisi (Pawon Sastra Solo 2014)Sang Peneroka(Penerbit Gabang Yogyakarta,2014) Tifa Nusantara 2 (Pustaka Senja 2015), Tifa Nusantara 3 (2016) Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Pati (2015-sekarang).
Akun FB; Niam At-Majha. Bekerja di Penerbit Kataba Group.